LELAH YANG MENJADI LILLAH
Vita Pusvitasari
August 30, 2024
0 Comments
Kemarin di sekolah anak pertamaku ada pengajian, bagus sekali temanya "Agar Lelah kita Menjadi Lillah"., hmm emang tanpa kita sadari kalau letih dan lelah marah-marah, ngomel ke suami ma anak-anak ya kan heuheu.
Nah coba luruskan niat di hati kita bahwa semua kerjaan rumah sebagai ibu rumah tangga itu mulia, walau tanpa gaji berupa uang, banyak pahala yang didulang dan capek lelah itu menghapus dosa kita.
Pernah gak ngalamin sakit kepala, tegang otot, nyeri leher, gangguan pencernaan, sakit perut, detak jantung cepat, nyeri dada, mudah lelah, lesu, sulit tidur, gampang gugup, gelisah, gusar, masuk angin, mudah lupa, sulit konsentrasi, banyak makan atau gak nafsu makan. Pernah sih kalau aku hehe, tapi coba renungkan pernahkan kita dialog sama diri sendiri, ketika cemas, kecewa dan frustasi, kita emang ingin melampiaskan ke orang lainkah, apa sih yang sering buat kita marah karena hal sepele, kenapa kita mudah tersinggung, sering konfik dan adu argumen, kenapa sulit kendalikan emosi diri ini, terus kalau lagi marah suka berkata kasar, pernah gak terpikir kata-kata kita justru menyakiti perasaan orang yang kita cintai dan sayangi.
Jika kita sadar dalam surat Ali Imran 139 dan 142 " Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.", " Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula pada orang-orang yang sabar."
Jika kita merasa lelah tarik nafas dulu, ambil jeda, liburan me time dulu sejenak sekadar menikmati cemilan favorit misalnya, nonton film kesukaan di rumah gak melulu kartun heuheu.
Kita perlu sekali-kali bersyukur dan menyadari arti diri kita buat anak dan suami juga orang sekitar kita. Kita sebagai hamba Allah mempunyai fitrah tauhid, fitrah penciptaan, tujuan hidup dan potensi diri kita sendiri.
Kita sebagai anggota keluarga , sebagai anggota masyarakat, sebagai ibu/bapak, sebagai istri/suami, sebagai anak, sebagai adik/kakak, dan sebagai mantu, juga sebagai warga negara.
Kenapa harus Lillah karena akan mendapatkan keridhoan Allah, mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan hidup, dicatat sebagai amal shalih, menciptakan lingkungan sosial yang harmonis ( keluarga, pengasuhan anak, pertemanan dan bermasyarakat).
Lillah itu untuk Allah (dalam bahasa Arab), ibadah yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah, sebagai sedekah yang diberikan untuk menyenangkan Allah.
Jadi semua kegiatan kita di rumah, seperti masak, mandiin anak, main ma anak dan sebagainya awali dengan Bismillah dan niatkan ikhlas karena Allah.
Yup memang kadang setan menggoda kita supaya kelelahan ntar kita tuh ngomel, ah apaan wanita karir kerja dibayar gaji bonus ada, ini di rumah kok gak ada habisnya ya kerjaan.
Padahal peran Ibu rumah tangga besar mencetak generasi soleh soleha untuk masa depan gemilang, mendukung karir suami sebagai pencari nafkah utama untuk kebutuhan sehari-hari, rumah dan pendidikan anak, liburan bareng keluarga bahkan umroh dan haji.
Kalau Lelah menurut kamus Bahasa Indonesia yaitu kepenatan, letih, atau tidak bertenaga lagi. Dampaknya lelah fisik, emosi, pikiran kemana-mana, sosial dan spiritual pun berpengaruh.
Dampak Lelah yang tidak Lillah kita bakalan jauh dari Allah, sakit fisik, stres, rusaknya hubungan sosial, gangguan mental dan menyerah.
Agar Lelah selalu menjadi Lillah pahami lagi tujuan hidup kita sebenarnya. Kita di dunia ini melewati peta hidup yaitu alam roh, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, dan alam mahsyar.
Dunia adalah tempatnya Lelah dan ujian hidup, jika nanti kita istirahat ya di akhirat dan penuh kesenangan tanpa ujian itu di surga-Nya Allah kelak.
Jadi jalanilah peran kita di dunia ini dengan penuh keikhlasan dan kebersyukuran. Tentu tak mudah tapi setidaknya kita berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik dari hari kemarin setiap harinya.
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." Janganlah lupakan hal ini agar kita bahagia menjalani hidup ini.
Tanda kita sudah ikhlas adalah, suka menyembunyikan amalan, selalu menuduh diri dengan kelalaian, tidak menanti balasan dan ucapan terima kasih dari manusia, sikapnya sama saja mendapat pujian atau celaan, amalnya sama dalam keramaian dan kesendirian, melakukan atau tidak melalukan sesuatu tidak bergantung pada manusia lain.
Sadari peran dan potensi diri, bahwa kita luar biasa atas ijin Allah bisa melakukan peran sebagai hamba Allah. Caranya kenali diri sendiri saya adalah, aku memiliki sumber daya positif, aku bisa melakukan ini itu.
Biar gak lelah, penuhi kebutuhan diri self care (akal, psikologis, spiritual, sosial dan fisik).
Secara fisik dengan makanan halal, olahraga, istirahat dan cek kesehatan.
Secara akal yaitu mencari ilmu sesuai minat dan kebutuhan, belajar, bernalar, mengembangkan critical thingking dan membaca ayat-ayat Allah dalam diri, lingkungan alam dan Alquran.
Secara psikologis dengan latihan mengelola emosi, melakukan hal yang menyenangkan, memahami batasan realistis diri, self talk positif.
Secara spiritual dengan mendekat kepada Allah setiap waktu dengan berbagai amal shalih dan ketaatan, menghadiri majelis ta'lim ilmu Islam.
Itulah ilmu yang kupetik dari pengajian kemarin, aku pun masih belajar biar terus ikhlas, dan banyak bersyukur, meminimalisir marah atau ngomel.
Terima kasih ilmunya ya Bunda Nina Marliyani, M.Si.