Tuesday, November 21, 2023
Wednesday, November 1, 2023
Berdayakan UMKM Lokal Lewat Zakat
Wednesday, October 25, 2023
Sekolah Toleransi Multikultural
SMK Bakti Karya Parigi sistem pembelajarannya terpadu, yakni Guru tidak hanya mengajar satu mata pelajaran, tapi antara satu dengan lainnya saling terintegrasi. Sesuai dengan visi dan misi SMK Bakti Karya Parigi, di sekolahnya terdapat kelas ekologi, humaniora dan multimedia yang mana masing-masing memiliki pengampu. Kelas multikultural merupakan gerakan publik untuk mengakui, memberi ruang, menghargai, mengapresiasi, dan melindungi keberagaman, seperti keanekaragaman hayati, budaya, lingkungan, latar belakang hingga sudut pandang. Sehingga, dengan konsep itu bisa menghadirkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Ditambah lagi antar siswa bisa saling bertukar pengalaman dan cerita.
SMK Karya Bakti Parigi ini pun melibatkan publik untuk berpartisipasi untuk pengembangan sekolah, baik secara finansial maupun ide. Sebagian besar, lanjut Athif, mereka adalah anak-anak muda dan menjadi kakak asuh, baru lulus pendidikan, baru dapat kerja dan mereka menyisihkan untuk SMK Karya Bakti Parigi. Bahkan beberapa waktu lalu ada alumni ITB tahun 80-an ke sini, dan masih banyak lagi yang berdonasi dalam berbagai hal. Wah salut banget banyak relawan seperti ini, aku pernah merasakan jadi guru pengampu di SMK yang baru berdiri dengan gaji gak ada satu juta rupiah per bulan, ngajar 6 kelas dari kelas 1 sampai 3 wah kewalahan tenaga waktu dan biaya untuk model pembelajaran. Keren ini mah pantes dapet Apresiasi dari Astra.
Masyarakat di Parigi juga belajar banyak dari SMK Karya Bakti begitu pun sebaliknya. Ada ruang jumpa berbagai suku bangsa di sekolah ini. Pak Ai mengatakan, ada kebahagiaan tersendiri yang didapatkan di sekolah. Di sini, semua orang bukan semata-mata sekadar berburu ilmu atau nilai saja. SMK Karya Bakti selalu ada hal-hal baik yang membuat semangat dan sedikit mendapat tantangan. Para pengajar mengakui sekolah ini bukan tempat mencari penghidupan, lebih jauh dari itu, mereka justru memperoleh bahagia di sini. Kebutuhan yang paling mererka cari adalah rasa damai, hidup rukun dan selaras dengan ruang hidup, dan semua ada di SMK Karya Bakti Parigi Pangandaran.
Thursday, October 19, 2023
Senyum Harapan Untuk Anak Sumbing
Wednesday, October 18, 2023
YUK JAGA BUMI KITA
Monday, October 9, 2023
Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi Teknologi
Friday, October 6, 2023
Edukasi Autisme Oleh Teman Autis
Autisme di masyarakat Indonesia masih dianggap sesuatu yang buruk, bahkan jadi stigma negatif kadang dijauhi, memang begitulah kenyataannya.
Autisme adalah gangguan perilaku dan interaksi sosial akibat kelainan perkembangan saraf otak. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit berkomunikasi, berhubungan sosial, dan belajar.
Autisme disebut juga sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Istilah spektrum sendiri mengacu pada gejala dan tingkat keparahan penyakit ini yang berbeda-beda pada tiap penderitanya.
Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder (sindrom Heller). Kondisi ini sering kali dikaitkan juga dengan sindrom savant.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.
Penyebab dan Gejala Autisme
Penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dikethaui dapat meningkatkan risiko terjadinya autisme, misalnya kelainan genetik, riwayat autisme dalam keluarga, dan kelahiran prematur.
Gejala dan tingkat keparahan autisme bisa beragam. Penderita yang bergejala ringan umumnya tidak mengalami hambatan dalam beraktivitas. Namun, jika gejalanya berat, penderita membutuhkan bantuan untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Gejala yang dapat dialami oleh penderita autisme antara lain:
- Gangguan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial, seperti lebih senang menyendiri, enggan berbicara dengan orang lain, dan sering mengulang kata yang sama
- Gangguan perilaku, seperti melakukan gerakan yang sama secara berulang, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit
- Gangguan lain, seperti gangguan belajar, gangguan mood atau reaksi emosional, dan kejang
- Sensory overload, misalnya karena suara yang terlalu berisik, atau suhu yang sangat dingin atau panas.
Autisme tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan agar penderita autisme dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Terapi juga harus dilakukan sedini mungkin.