Wednesday, September 20, 2023

Sekolah Dibayar Sayur?

September 20, 2023 0 Comments
Ini udah tahun 2023 dimana era sekolah udah jadi lahan bisnis, atau karena inflasi semua jadinya mahal, anakku saja ngalamin sekolah setahun 5 juta rupiah dan jika sekolah mau yang bagus bilingual dan bagus pendidikan agamanya 35 juta setahun. Beda era jika jaman kita dulu aku generasi milenials dan anak-anakku sekarang generasi alpha, dulu sekolah di negeri itu untuk anak pintar sekarang mah terbalik banyak yang memilih swasta. Bahkan di Ponorogo Jatim sekolah negeri gak ada muridnya, miris sekali. 
Tapi di sisi lain walau mahal sekolah swasta dengan fasilitas komplit menjadi favorit untuk pendidikan jaman now. Sempet mikir walah jaman sekarang kalau gak punya uang anak gak bisa sekolah di sekolah yang bagus dong ya. Plus untuk PAUD, TK dan SD udah seperti kita jaman baheula kala.

Nah karena opiniku diatas itu aku tertarik sama sosok Bapak Muhammad Farid, di Banyuwangi Jawa Timur, sebagai penerima Apresiasi SATU Indonesia Award tahun 2010. Waktu 2005 usia beliau masih 34 tahun, sudah mampu mendirikan SD dan SMP Alam di bawah Yayasan Banyuwangi Islamic School di lahan seluas 3.000 meter persegi. Pak Farid sebagai Kepala Sekolah SMP Alam dan untuk SD nya dikelola sahabatnya Bapak Suyanto. Ada 70 siswa waktu itu, tidak ada kelas, tapi ada aula, mushola dan sanggar, dengan saung-saung sederhana. Semua siswa bebas belajar dimana saja, seragamnya 1 stel untuk Senin dan Selasa selebihnya pakaian bebas. Siswa juga gak diwajibkan pakai sepatu apalagi jika gak punya.
Yang unik lagi para siswa boleh membayar dengan sayur mayur, bahkan jika tak mampu digratiskan, karena rata-rata para siswa berasal dari keluarga kurang mampu. Salut dengan Pak Farid ini pantes dapet award dari Astra, jaman sekarang jarang sekali sekolah semacam ini.


Nah balik lagi mengenai kualitas pendidikan yg murah jaman sekarang ya seadanya kurang optimal, tapi yang mahal ya sesuailah bagus kualitasnya. Tapi SD dan SMP alam ini kurikulumnya gabungan modern dan pondok pesantren salafiyah. Para siswa bisa menguasai Bahasa Arab, menghafal Al-Quran, Bahasa Inggris, Jepang serta Mandarin. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar di sekolah. "Untuk membangun karakter kepemimpinan," kata Pak Farid, beliau mendirikan sekolah dengan kurikulum kreatif, karena sudah suntuk dengan metoda usang di sekokah umum.


Selain itu anak juga diwajibkan untuk selalu berbagi dengan murid lainnya. Karena ketika murid memiliki ilmu dan berbagi, maka dia juga akan membuat sekitarnya paham dengan ilmu tersebut. Contoh kecilnya adalah murid saat libur sekolah harus mengumpulkan beberapa anak di daerahnya untuk mengajari mereka.

Di sini kakak kelas menjadi penyampai materi, sehingga anak akan otomatis belajar public speaking dengan baik. Murid juga diajarkan presentasi agar ketika dewasa dapat bermanfaat.

“Prestasi murid sekolah SMP Banyuwangi Islamic School menurut saya adalah di mana anak hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Sehingga anak terus memotivasi diri menjadi lebih baik. Murid juga harus belajar berbagi, mereka akan memiliki nilai lebih dengan ilmu tersebut”.

Pendidikan iman dan akhlak juga menjadi salah satu keunggulan sekolah alam ini. Di mana murid melakukan amaliah ibadah sehari-hari dengan baik dan tepat waktu. Bapak Farid menanamkan kebiasaan untuk salat tahajud, jamaah 5 waktu tepat waktu dan salat dhuha sehari-hari. Menurutnya, dengan menjadi kebiasaan anak tidak akan tertekan dan lebih mudah mengamalkan dalam kehidupan (www.echaimutenan.com).

Monday, September 18, 2023

Relawan Kesehatan Volunteer Doctors

September 18, 2023 0 Comments

Tenaga kesehatan di Indonesia masih sangat dibutuhkan, dari perawat, apoteker dan dokter, apalagi untuk turun langsung ke lapangan atau pelosok daerah. Biar makin kesini masyarakat sadar akan kesehatan dirinya sendiri, makin banyak yang sadar tentang arti kesehatan dalam hidup ini, dengan tubuh yang sehat hidup makin berkualitas dan produktif.
Dokter Dani Ferdian dari Bandung Jawa Barat, sebagai penggagas Volunteer Doctors (Vol D), uniknya lembaga sosial ini karena di Sekolah Nurani Tenaga Kesehatan yang dibangun adalah karakter para calon dokter dan tenaga kesehatan.
Pada kenyataannya saat Pak Dani masih kuliah materi penyuluhan dan pengabdian langsung ke masyarakat masih minim. Betul sih saya pun merasakan sendiri sebagai lulusan kesehatan juga, dulu terjun langsung pun ikut bakti sosial kerjasama dengan salah satu gereja di Garut. 

Untuk membuat perubahan Pak Dani melatih mahasiswa mahasiswi untuk mendapatkan berbagai program pembinaan lewat diklat materi. Jika nanti 10 atau 20 tahun kemudian mereka menempati posisi strategis dengan keahliannya masing-masing bisa membuat perubahan nyata, terutama pengabdian langsung kepada masyarakat, memiliki jiwa sosial dan kepekaan yang lebih tinggi lagi.

Gerakan Vol D ini masih sebatas Jawa Barat dan Jabodetabek, tapi bisa menjangkau seluruh pelosok negeri lewat kemitraan dengan 30 lembaga. Hingga saat ini udah ada sdkitar seribu dokter dan tenaga kesehatan yang bergabung di Vol D sejak tahun 2009. Dengan lintas fakultas dan kampus kesehatan bergabung di Vol D, Pak Dani optimis Indonesia sehat di masa depan akan tercapai.

Iya juga sih pantes saja Pak Dani ini juga menerima award Apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 dari Astra keren sih bikin voulenter D ini.
Sekarang bayangkan saja mahasiswa kedokteran pun contohnya saat pandemi di UI pun mengadakan vaksin covid dengan bantuan mahasiswa kedokteran. Dan jika yang tahu ilmu kesehatan edukasi kesehatan ke keluarga dan lingkungan tempat dia tinggal saja, sudah makin banyak masyarakat tahu tentang kesehatan, misal cara mencegah hipertensi/darah tinggi pada lansia, pentingnya zat besi bagi ibu hamil dan menyusui, pentingnya vaksin sesuai rekomendasi IDAI/Ikatan Dokter Anak Indonesia terbaru untuk bayi dan balita. Dari mahasiswa gizi bisa juga edukasi tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi tapi gak harus mahal agar anak sehat sesuai tumbuh kembangnya biar optimal dan gak stunting.
Dari mahasiswa farmasi bisa juga edukasi tentang cara penggunaan obat dengan benar dan jangan sembarangan minum antibiotik, jika hanya flu batuk tidak radang gak harus antibiotik tapi cukup vitamin dan antivirus.
Dari mahasiwa keperawatan bisa edukasi misal cara merawat luka ganggren pada penderita diabetes. Kegiatan donor darah pun dilakukan oleh Vol D ini.

Coba jika semua mahasiswa dan mahasiswi bergabung benar Indonesia makin sehat dan produktif masyarakatnya. Apalagi benar jika sudah lulus mereka bisa kerjasama mengadakan pengobatan gratis dan konsul kesehatan gratis dengan mengajak adik-adik kelasnya yang masih kuliah, wah keren banget ini mah. 



Volunteer Doctors merupakan sebuah gerakan sosial kepemudaan yang bergerak di bidang  sosial, kemanusiaan, dan kesehatan. Gerakan ini telah berdiri sejak tahun 2009, dimana saat itu dr. Dani masih menjadi mahasiswa tingkat 2 di FK Unpad. “Selain untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, tujuan dari gerakan ini untuk membangun karakter, terutama para calon tenaga kesehatan dari sisi empati, kepekaan sosial, dan semangat kerelawananan,” ungkap dr. Dani. Bermula dari kegiatan yang dilaksanakan di Jawa Barat, gerakan ini kini sudah berkembang ke sejumlah daerah seperti di Jakarta, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Bahkan, setelah Volunteer Doctors dikenalkan hingga tingkat ASEAN, beberapa negara pun tertarik untuk menduplikasi kegiatan ini. Hingga saat ini, Volunteer Doctors telah menggerakan lebih dari 1.000 pemuda, yang bukan hanya berasal dari bidang kedokteran, tetapi juga berasal dari bidang lain di rumpun kesehatan dan non kesehatan. Selain mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tenaga profesional dari berbagai bidang. “Jadi kolaborasi antar semua (bidang) itu. Karena kan tujuannya selain memberi manfaat ke masyarakat sesuai dengan apa yang masyarakat butuhkan, kita juga sebenarnya sedang mempersiapkan para calon profesional yang akan datang agar lebih humanis dengan berbagai kegiatan yang kita lakukan. Itulah kenapa kita mengkolaborasikan antara profesional dan non-profesional, dan kita pun tidak mengkolaborasikan hanya bidang kedokteran saja karena dalam melakukan aktivitas medical social pun ya dokter tidak bisa melakukan itu sendiri, makanya butuh kolaborasi,” papar dr. Dani.

Dikutip dari https://www.unpad.ac.id/2016/09/menggerakkan-seribu-pemuda-dosen-unpad-yang-perkenalkan-volunteer-doctors-raih-asean-youth-award/.

Tidak semua di dunia itu harus diukur dengan uang, gak semua profesi kesehatan pun kerja demi uang. Semoga makin banyak di masa depan tenaga kesehatan yang punya hati nurani dan ketulusan sesuai sumpah profesinya. Karena di dunia ini manusia yang paling bermanfaat untuk sesama adalah tugas mulia.


Wednesday, September 13, 2023

Garda Terdepan Saat Pandemi

September 13, 2023 0 Comments

Masih tersimpan dalam ingatan ketika 2020 dan 2021 itu masih pandemi covid lagi heboh dan wabahnya meluas ke semua pelosok negeri ini, bahkan sampai 2022 masih disuruh pada pakai masker. Kecuali 2023 ini wabah mereda, anak-anak sudah sekolah offline lagi dan sudah banyak yang tidak pakai masker. Masih ingat Mei dan Juni 2021, dimana aku dan putri sulungku yang berusia 1 tahun karantina isolasi mandiri di rumah, Mamahku dirawat di RSUD bersama suamiku dan Bapakku dirawat di ICU sampai wafat dan dimakamkan secara prokes di dekat rumah ortu di Garut. 
Momen yang dimana semua tetangga baik hati kirim makanan, minuman dan buah sampai penuh kulkas dan sampai sembuh masih ada itu makanan dan minuman, yang ngirim obat juga herbal ada.

Sedih haru bingung tapi gak panik sih, karena bayangkan aja di rumah cuma berdua sama batita dan untung ada yang ngirim lauk pauk cemilan setiap hari selama 2 minggu tapi pikiran dan hati gak tenang, bahkan ketika Bapak wafat, Mamah dan suamiku gak bisa ikut melihat proses dimandikan dan disolatkan jenazah secara langsung, termasuk ketika ambulans bawa jenazah Bapak dari Bogor ke Garut. Hanya kedua adikku saja yang ikut mendampingi ambulans dan menyiapkan proses pemakaman. Terakhir ketemu adalah ketika sempat isoman dirumahku Bapak 3 hari.

Ya kehilangan dan luka batin karena pandemi sudah aku ihlaskan, legowo, mungkin ada tidaknya pandemi jika sudah waktunya pulang ke pangkuan Ilahi ya bakalan pulang. Banyak hikmahnya waktu itu walau suami dirawat dan isoman, penjualan meningkat karena mungkin kan obat-obatan terutama suplemen kesehatan sangat laku keras di apotek dan RS. Alhamdulillah dapat bonus bisa renovasi rumah dikala pandemi, ya Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang gak menguji di luar batas kemampuan kita. 

Dan aku selalu ingat juga jasa para garda terdepan saat pandemi covid 19, dokter dan suster yang berpakaian APD lengkap, panas pengap tapi rela merawat para pasien covid. Salut buat mereka, karena gak ada hubungan darah alias saudara kandung, tapi berjasa dan berkorban atas nama kemanusiaan, sungguh salut aku tuh.


Mbak Ika Dewi Maharani di Surabaya Jawa Timur, mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2020, karena menjadi relawan medis di Jakarta. Mbak Ika waktu itu lagi menunggu wisuda di STIKES Hang Tuah Surabaya saat mendengar kabar dari salah satu relawan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia(HIPGABI). Relawannya sebagai perawat yang bisa menyetir ambulans. Meski sempat terpikir oleh mbak Ika takut terjangkit covid, tapi Mbak Ika punya tekad kuat melayani pasien bagaimana pun kondisi pasiennya.

Di saat perawat-perawat perempuan lain melayani di rumah sakit, Mbak Ika dengan pengetahuannya sebagai perawat dan keahliannya dalam mengemudi, mengisi posisi relawan yang sangat dibutuhkan dalam mengantarkan pasien ke rumah sakit ini. Ketika awal Mbak Ika bertugas sudah 11 pasien dievakuasi, selain lansia di atas 50 tahun, mbak Ika juga mengevakuasi pasien usia 25-35 dengan kondisi Orang Tanpa Gejala/OTG. Selama 4 bulan lebih bertugas, mbak Ika sudah mengantarkan puluhan pasien Covid 19 dengan status ringan hingga sedang. Harapan mbak Ika sekarang sudah terwujud pandemi tahun 2023 sudah reda. Semoga kedepannya gak ada lagi penyakit wabah atau bencana yang menimpa rakyat dan negeri Indonesia ini, Aamiin.

Sunday, September 10, 2023

Kreator Latte Electricity Untuk Pasteurisasi Susu

September 10, 2023 0 Comments

Siapa yang gak suka susu, kalau kami sekeluarga pada suka susu, termasuk keju dan yoghurt juga es krim, bahkan ada permen karamel susu. Anak-anak dan aku juga suami Alhamdulillah gak alergi susu sapi. Susu adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar mammae pada semua binatang mamalia, susu selain dari sapi ada juga dari kerbau, kambing, kuda, unta, rusa dan ilama.
Susu merupakan bahan makanan pokok dan sumber gizi untuk bayi sebelum bisa mencerna makanan lain. Susu merupakan sumber protein terbaik setelah telur. Susu merupakan makanan pokok untuk bayi dan anak-anak, jika ada yang alergi bisa konsumsi susu kambing atau susu kedelai.

Para dokter dan ahli gizi tidak memiliki kesepakatan tentang berapa jumlah susu yang harus diminum seseorang. Secara umum mereka merekomendasikan agar anak-anak dan remaja belasan tahun meminum paling sedikit 3 gelas (240ml) susu setiap harinya, orang dewasa dan ibu hamil juga menyusui harus minum 3-4 gelas susu per hari.
Tetapi gak semua orang bisa sejumlah susu itu karena ada alergi dan kolesterol, cuma jaman sekarang ada juga susu rendah lemak, yaitu susu skim. Jaman dulu manusia minum susu murni langsung setelah diperah, tapi untuk menjaga susu agar steril dan gak terkontaminasi bakteri ada teknik pasteurisasi.

Bapak Hadi Aprilliawan, dari Malang Jawa Timur, prihatin karena di Desa Sragi, Banyuwangi banyak masalah peternak hasil susunya tak tahan lama. Dan jika susu gak steril khawatir ada bakteri patogen yang bisa menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya.
Penemuan alat Pasteurisasi Bapak Hadi mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2015. Pada tahun 2007 Pak Hadi melakukan penelitian melalui Program Kreatif Mahasiswa/PKM.

Bapak Hadi berhasil menemukan teknologi pasteurisasi modern berbasis
kejut listrik yang dinamai Latte Electricity/LE. Melalui CV Inovasiana Anak Negeri, Pak Hadi membuat mesin LE menjadi dua jenis berdasarkan kapasitasnya, yakni kapasitas 20 liter dan kapasitas 1,2 ton.


Mesin inovasi Pak Hadi ini pada dasarnya pasteurisasi hanya saja menggunakan plasma listrik sebagai media pemanasnya yang memungkinkan 98% bakteri jahat pada susu perah akan mati tanpa merusak nutrisi penting pada susu itu sendiri. berbeda dengan mesin pasteurisasi thermal biasa yang menggunakan panas yang mungkin bisa merusak kandungan nutrisinya.

Mesin inovasi Pak Hadi ini sudah diproduksi dan laku terjual 50 unit untuk mesin LE berkapasitas 20 liter dan 3 unit untuk LE kapasitas 1,2 ton. 
Tidak sebatas sampai proses Pasteurisasi saja, penelitian Pak Hadi terus berkembang hingga pada pembuatan keju dan yogurt yang masih terintegrasi dengan mesin LE buatannya itu.

Teknik pasteurisasi sebenarnya ada dua metode, yakni pasteurisasi termal dan nontermal. Dalam pasteurisasi termal, biasanya peternak merebus susu yang baru saja diperah menggunakan peralatan manual, seperti panci, cara ini memiliki kelemahan. Saat direbus, ada protein susu yang pecah dan berdampak pada berkurangnya kandungan nutrisi.

Sedangkan cara nontermal melalui kejut listrik. “Mesin saya pemanasannya medium. Lalu dibantu kejut listrik. Logikanya, saat dipanaskan bakteri pingsan, lalu dihajar sama kejut listrik. Bakteri yang kena kejut listrik (tembakan elektron) akan berlubang-lubang, termasuk ion lama-lama dia menggelembung besar. Akhirnya dialisis dan pecah,” ujar Pak Hadi.

Alat pertama yang berhasil dibuat oleh Pak Hadi memiliki kapasitas berkapasitas 3-5 liter. Baru setelah melakukan riset selama 2,5 tahun dirinya menemukan alat yang benar-benar optimal. Bapak Hadi pun segera mendaftarkan mesinnya untuk mendapatkan hak paten.

Dengan kehadiran alat LE membawa harapan baru bagi peternak. Dengan metode kejut listrik hasil susu perah bisa bertahan lebih lama serta kandungan protein dan gizi dalam susu segar hasil perahan peternak tetap terjaga. Inovasi mesin pasteurisasi LE ini sangat membantu para peternak susu, keren banget pak Hadi ini sangat inspiratif dan inovatif pantesan dapet apreasiasi award dari Astra.