Sunday, September 24, 2023

Sepatu Sulam Dari Kulit Kaki Ayam



Yang menarik perhatian saya kali ini Mas Nurman Farieka Ramdhany yang memanfaatkan kulit kaki ayam sebagai bahan baku sepatunya. Mas Nurman penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019, membangun usaha kreatif sejak tahun 2015 yang diberi nama Hirka. Menarik ya ternyata dari kulit ceker atau kaki ayam tak hanya untuk makanan seperti di mie ayam atau seblak, ternyata jadi sepatu.

Hirka adalah produsen sepatu yang didirikan pada tahun 2018 oleh Nurman Farieka Ramdhany. Ide sepatu yang terbuat dari kulit ceker ayam ini berasal dari Sang Ayah yang berawal dari riset,  Ayahnya adalah seorang lulusan Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta,. Selain memproduksi sepatu dari kulit ceker ayam, Hirka juga memproduksi dari kulit kambing dan sapi.

Model sepatu yang diproduksi oleh Hirka di antaranya sepatu pantofel, sneaker, dan custom. Pembuatan sepatu ceker ayam ini bergantung kepada tingkat kesulitan dari model sepatunya. Untuk pengeringan kulit ceker ayam memerlukan 10 hari. Setelah itu melewati 3 proses upper, penyusunan, dan lasting.

Proses ini kurang lebih membutuhkan waktu 1 hari atau lebih untuk pembuatan satu pasang sepatu. Menurut staf Hirka official, Jaja, dalam sebulan tempatnya bekerja bisa memproduksi sebanyak 150 pasang sepatu.Harga jual sepatu sneaker kulit ceker ayam berkisar 500 ribu rupiah. Sedangkan pantofel kulit ceker ayam berkisar 2 juta rupiah.

Untuk harga sepatu custom tergantung dari model, ukuran, dan bahan yang diminta oleh konsumen. Hirka Official menjual produknya melalui penjualan online di beberapa platform digital. Produknya telah tembus ke pasar Jepang dan Malaysia. Target pasarnya dari mulai anak muda hingga dewasa. 

Ayah Nurman mengembangkan kulit ceker ayam sebagai bahan kulit saat penelitian di Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Yogyakarta. Namun, ayahnya tidak lagi melanjutkan produk tersebut. Oleh sebab itu, Nurman memutuskan untuk meneliti kembali kulit ceker ayam sebagai bahan baku.Menurut Nurman, pemanfaatan limbah kulit ceker ayam ini juga sebagai bagian kampanye benda tidak terpakai menjadi bernilai jual tinggi.

Selain kulit ceker ayam mudah ditemukan, pemanfaatannya tidak mengganggu populasi hewan. Berbeda dibandingkan dengan kulit buaya maupun ular. Sebuah sepatu, menurut Nurman, memerlukan kulit dari 22 ceker ayam. Jadi sepasang sepatu perlu dua kali lipatnya. Proses pembuatan sepatu dan pengupasan kulit ceker dilakukan secara manual, sehingga penyelesaian sepasang sepatu lebih dari sepekan. (liputan6.com)

Untuk jenis kulit ceker ayam pun diseleksi. Nurman membutuhkan ayam dengan minimal bobot seberat dua kilogram, hal ini supaya kulit ceker yang dihasilkan semakin besar dan lebar.Supaya tidak memakan waktu banyak untuk produksi. Semakin kecil kulit, nanti semakin lama lagi waktu untuk memprosesnya sebagai sepatu, Pak kata Nurman.

Menurut Nurman, keunggulan kulit ceker ayam adalah tekstur kulitnya memiliki pola alamiah, sehingga setiap sepatu memiliki pola kulit yang berbeda-beda ketimbang kulit buaya dan ular. Nurman juga mewarnai hasil akhir dan sepatu tersebut dengan ragam warna.Kulit ceker ayamnya kita beri warna ada yang tan, gold, navy, merah, coklat, hijau, dan warna orisinal.

Sepatu Hirka edisi kulit ceker ayam dibanderol 500 ribu rupiah sampai  2 juta rupiah per pasang. Pelanggan perlu memesan terlebih dulu untuk dilakukan pengukuran sebab proses pembuatannya cukup memakan waktu.

Mas Nurman pun berencana untuk melebarkan sayap usaha dengan membuat aneka jenis barang dari kulit ceker ayam. Beliau akan membuat barang-barang yang universal dan berukuran kecil supaya lebih cepat dan mudah dibuatnya seperti dompet, dompet STNK, atau gantungan kunci,

Keberadaan produk unik tersebut ternyata bisa menyita perhatian para penggemar produk fesyen. Toko offline Hirka yang ada di kota Bandung kerap kali dikunjungi penggemar tidak cuma dari sekitar Bandung saja, tapi juga daerah lainnya. Hasilnya dalam sebulan rata-rata dirinya bisa mengantongi omzet minimal sekitarRp 40 juta sampai Rp 60 juta (tribunnews).


No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup