Sunday, September 10, 2023

Kreator Latte Electricity Untuk Pasteurisasi Susu


Siapa yang gak suka susu, kalau kami sekeluarga pada suka susu, termasuk keju dan yoghurt juga es krim, bahkan ada permen karamel susu. Anak-anak dan aku juga suami Alhamdulillah gak alergi susu sapi. Susu adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar mammae pada semua binatang mamalia, susu selain dari sapi ada juga dari kerbau, kambing, kuda, unta, rusa dan ilama.
Susu merupakan bahan makanan pokok dan sumber gizi untuk bayi sebelum bisa mencerna makanan lain. Susu merupakan sumber protein terbaik setelah telur. Susu merupakan makanan pokok untuk bayi dan anak-anak, jika ada yang alergi bisa konsumsi susu kambing atau susu kedelai.

Para dokter dan ahli gizi tidak memiliki kesepakatan tentang berapa jumlah susu yang harus diminum seseorang. Secara umum mereka merekomendasikan agar anak-anak dan remaja belasan tahun meminum paling sedikit 3 gelas (240ml) susu setiap harinya, orang dewasa dan ibu hamil juga menyusui harus minum 3-4 gelas susu per hari.
Tetapi gak semua orang bisa sejumlah susu itu karena ada alergi dan kolesterol, cuma jaman sekarang ada juga susu rendah lemak, yaitu susu skim. Jaman dulu manusia minum susu murni langsung setelah diperah, tapi untuk menjaga susu agar steril dan gak terkontaminasi bakteri ada teknik pasteurisasi.

Bapak Hadi Aprilliawan, dari Malang Jawa Timur, prihatin karena di Desa Sragi, Banyuwangi banyak masalah peternak hasil susunya tak tahan lama. Dan jika susu gak steril khawatir ada bakteri patogen yang bisa menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya.
Penemuan alat Pasteurisasi Bapak Hadi mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2015. Pada tahun 2007 Pak Hadi melakukan penelitian melalui Program Kreatif Mahasiswa/PKM.

Bapak Hadi berhasil menemukan teknologi pasteurisasi modern berbasis
kejut listrik yang dinamai Latte Electricity/LE. Melalui CV Inovasiana Anak Negeri, Pak Hadi membuat mesin LE menjadi dua jenis berdasarkan kapasitasnya, yakni kapasitas 20 liter dan kapasitas 1,2 ton.


Mesin inovasi Pak Hadi ini pada dasarnya pasteurisasi hanya saja menggunakan plasma listrik sebagai media pemanasnya yang memungkinkan 98% bakteri jahat pada susu perah akan mati tanpa merusak nutrisi penting pada susu itu sendiri. berbeda dengan mesin pasteurisasi thermal biasa yang menggunakan panas yang mungkin bisa merusak kandungan nutrisinya.

Mesin inovasi Pak Hadi ini sudah diproduksi dan laku terjual 50 unit untuk mesin LE berkapasitas 20 liter dan 3 unit untuk LE kapasitas 1,2 ton. 
Tidak sebatas sampai proses Pasteurisasi saja, penelitian Pak Hadi terus berkembang hingga pada pembuatan keju dan yogurt yang masih terintegrasi dengan mesin LE buatannya itu.

Teknik pasteurisasi sebenarnya ada dua metode, yakni pasteurisasi termal dan nontermal. Dalam pasteurisasi termal, biasanya peternak merebus susu yang baru saja diperah menggunakan peralatan manual, seperti panci, cara ini memiliki kelemahan. Saat direbus, ada protein susu yang pecah dan berdampak pada berkurangnya kandungan nutrisi.

Sedangkan cara nontermal melalui kejut listrik. “Mesin saya pemanasannya medium. Lalu dibantu kejut listrik. Logikanya, saat dipanaskan bakteri pingsan, lalu dihajar sama kejut listrik. Bakteri yang kena kejut listrik (tembakan elektron) akan berlubang-lubang, termasuk ion lama-lama dia menggelembung besar. Akhirnya dialisis dan pecah,” ujar Pak Hadi.

Alat pertama yang berhasil dibuat oleh Pak Hadi memiliki kapasitas berkapasitas 3-5 liter. Baru setelah melakukan riset selama 2,5 tahun dirinya menemukan alat yang benar-benar optimal. Bapak Hadi pun segera mendaftarkan mesinnya untuk mendapatkan hak paten.

Dengan kehadiran alat LE membawa harapan baru bagi peternak. Dengan metode kejut listrik hasil susu perah bisa bertahan lebih lama serta kandungan protein dan gizi dalam susu segar hasil perahan peternak tetap terjaga. Inovasi mesin pasteurisasi LE ini sangat membantu para peternak susu, keren banget pak Hadi ini sangat inspiratif dan inovatif pantesan dapet apreasiasi award dari Astra.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup