Sunday, April 13, 2025

Setiap Anak Lahir Dengan Rezeki-Nya

April 13, 2025 0 Comments

Setelah mau punya tiga orang anak, aku makin yakin bahwa rezeki setiap manusia yang terlahir ke dunia Allah jamin. Tapi anehnya dulu dikomen juga pas belum ada anak, ngapain banyak uang tapi gak punya keturunan, padahal ya banyak sekarang setelah ada anak atuh heu. Waduh padahal promil, umroh haji dan beli rumah juga kendaraan maupun ini itu ya pakai duit. 

Pas sudah ada anak kok ada adeknya terus, gak KB, biaya sekolah mahal loh, oalah padahal ya ada rezeki anak itu. Hanya dititipkan ke kita uang susu, uang pempers dan uang sekolah termasuk untuk uang pangkal dan spp itu dari Allah tapi melalui ortunya. Jangan dikira kita sebagai ortu kaya padahal itu rezeki-Nya anak kita yang dititipkan Allah.

Hmm aku sudah merasakan 10 tahun tanpa hadirnya anak, pas masuk rumah pulang kerja sepi hampa, cuma nonton drakor aja penghibur itu, selain ngaji dan solat tentunya. Dulu aku udah kenyang ngurus anter jemput ke RS baik mertua dan ortu, tapi giliran aku promil bahkan pernah inseminasi di ruang dingin itu aku sendirian, bahkan promil ini itu ya sendirian paling ditemani suami yang jadang sudah sama-sama lelah berobat ini itunya. Bahkan lahiran yang setia dampingin ya suami, pas ortu komplit ya cuma jenguk kaya orang lain lada umumnya gak nungguin apalagi kemit di RS. Apalagi mertua ma ipar datang pas aqiqah aja hanya anak pertama kedua mah enggak hehe.

Waktu kerja berdua dari bantuin kuliah adik, bahkan nikahan uangnya dari kita dulu dan ortu bayar dari uang hasil angpau bahkan pernah dicicil sisanya tak masalah. Kan belum ada anak, bahkan dapet mobil kantor mobil pribadi dibeli adik lelaki yang masih dicicil sampai sekarang seadanya padahal pas kita lahiran anak pertama butuh malah pinjam mertua ma ipar juga ortu. Tapi apa katanya kok gak bisa nabung, padahal waktu itu pindah kota pindah provinsi dimana lunasin rumah pertama dan beli rumah kedua.


Ngenes ya emang jadi anak pertama perempuan itu kadang gak dihargai, bahkan selalu disalahkan, bahkan ketika masih ngontrak karena harus buru-buru pindah uang pencairan bpjs ketenagakerjaanku cair kuserahkan untuk pengobatan operasi KSB mamahku, tapi ketika aku lahiran anak pertama mamahku malah nyuruh pinjam ke mertua atau ipar dengan alasan itu tanggung jawab pihak laki-laki. Padahal waktu itu kita masih bayarin loh cicilan mobil yang dibeli adikku, rasanya kalau ingat itu ya gak adil ya tapi udahlah mau ngeluh juga mesti dicibir terkesan kita yang gak baik.

Waktu beli rumah pertama ibu mertua ngasih  2 juta rupiah buat tanda jadi beli rumah, waktu lahiran anak pertama ngasih 5 juta rupiah, tapi mamahku tidak sama sekali dengan alesan ya udah dateng kok bantu tenaga di rumah hehe. Padahal yang nungguin di RS, mandiin aku ma anak bayi ya suamiku. Bahkan ketika anakku harus dirawat usia seminggu aku harus pinjam ke kakak iparku 2 juta rupiah, untungnya pas ada yang ngasih angpau relasi kerja suamiku segitu jadi langsung lunas. Bahkan ketika aqiqah aku pinjam adik perempuanku 3 juta rupiah dan akhir bulan aku ganti dari bonus kantor suamiku. Emang anak pertama itu menemani saat merintis pindah kota, dimana rumah pertama belum laku terjual dan hasil penjualan mobil juga belum dibayar.

Begitu anak kedua lahir aman ada uang untuk lahiran dan aqiqah, plus gak usah pinjam kesiapa pun, pas anak kedua usia 4 bulan rumah laku terjual walau rugi 60 juta rupiah karena bagian belakang alias dapur bocor parah jadi gak bernilai.

Ada juga kita rugi jual mobil mana dicicil seadanya sampai sekarang, dijual rugi 90 juta rupiah, ya kata almarhum Bapak kan sama adek sendiri, tapi Mamahku walau ada tabungan juga gak mau nalangin dulu bayar ke aku, katanya gak ikut-ikut padahal kan waktu itu tahu juga buat adek sendiri ini.
Kalau rugi jual motor mah apalagi 12.5 juta rupiah yang supra, yang beat 6.5 juta rupiah.

Nah itu dia setelah aku punya anak aku gak sayang uang buat sekolah dan lainnya, vaksin lengkap dari 2 hari sampa 2 tahun misalnya per anak itu kurang lebih 19 juta rupiah jika pakai uang pribadi semua, tapi untungnya ada yang dicover asuransi.

Nah untuk lahiran anak ketiga walau sebelumnya bayar uang pangkal sulung 9.5 juta rupiah, dan spp per bulan 2.8 juta rupiah untuk setahun udah aman, untuk anak tengah uang pangkal PG 2.45 juta rupiah dan spp 230 ribu rupiah per tahun.

Nah berdasarkan pengalaman sekolah selama 2 tahun anak pertama di PG dan TKA juga TKB kita emang harus punya uang pendidikan setidaknya buat 1 anak selama 2 tahun.

Aku salahnya mentingkan pelunasan KPR rumah dulu sebanyak 3x yaitu 200 juta rupiah, 100 juta rupiah dan 75 juta rupiah, tapi gak ada dana pendidikan. Ini menyebabkan anak pertamaku jadi pindah pindah sekolah karena sesuai biaya, pertama di sekolah umum selama 3 bulan habis 2 juta rupiah. Pas di TKA sekolah Islam Montessori 9 bulan 26 juta rupiah, dan TKB 1 tahun di sekolah interactive 15 juta rupiah. 

Jangan jadikan anak itu beban terkait biaya pendidikan tapi anak itu adalah perpanjangan sujud kita InsyaAllah jadi amal jariyah kita, maka rezeki-Nya akan mengalir deras seperti air zam-zam gak ada habisnya.

Jadi untuk SD anak sulung 1 tahun ke depan total 42 juta rupiah, untuk anak tengah 1 tahun ke depan 6 juta rupiah. Plus anak ketiga susu pempers, nah ini aku total sebulan setahun gak pernah ngitung karena suami yang selalu belikan.

Cuma dengan akan hadirnya anak ketiga kondisi keuangan makin stabil bahkan suami bisa kasih uang jajan buatku 2 juta rupiah sebulan selain buat anak-anak. Ya walaupun selama ini uang yang megang aku semua tapi selalu kutabung lalu dipakai pelunasan rumah dan ini itunya termasuk cicilan KPR masih ada 4 juta per bulan dan tabungan haji untuk kita berempat ma anak-anak 1 juta per bulan, ntar anak ketiga lahir jadi untuk berlima dibukakan lagi rekening hajinya, biar kita berlima bisa haji bareng sambil nunggu antrian ONH reguler.

Kadang aku merasa sendirian menghadapi semuanya, termasuk suamiku juga, kalau curhat pun di wag keluarga cuma bisa ya sabar dan hanya mendoakan, keluarga kita gak solid emang chaos, cuma Allah SWT. Yang jadi sandaran, jalur langit, ya gimana lagi, terima saja. Kalau kata suamiku sudah kita andalkan diri kita sendiri, yang penting kita ma anak-anak pas butuh ini itu ada. Kalau berharap sama ortu, mertua, kakak ipar atau adik ya akan sakit hati sendiri kecewa berharap sama manusia mah.

Ya sudah toh semua manusia punya ujian dan nikmat juga jalan hidup yang berbeda. Gak usah mengharap belas kasih orang lain. Karena orang itu terkadang egois apalagi menyangkut uang, mungkin hanya kita dulu yang peduli keluarga apalagi pas belum ada anak. Sekarang prioritas beda dan kita juga harus menghargai diri kita sendiri, gak harus kok hasil jerih payah kita selalu disharing ke keluarga besar, seadanya aja karena suka ingat celotehan kalau mereka butuh mah kita sar sor sar sor kasih tanpa mikir panjang, tapi giliran kita butuh nagih harus hati- hati takut tersinggung, apalagi minta kali ya dicemooh kok mejus gak bisa nabung dan lainnya.

Cuma Allah itu Adil biasanya anak yang diabaikan dan jarang diperhatikan rezeki-Nya lebih besar daripada anak yang selalu dikasih dan diperhatikan. Baik dari rumah kendaraan dan lainnya. Mungkin kita akan terluka oleh orang terdekat yang bikin kecewa dan terkadang sudah diomongin juga gak sadar itu malah balik nyerang. Ya udah terima aja toh ke depannya yang nemenin kita sampai tua ya pasangan kita alias suami, yang harus kita didik amanah dari Allah ya anak-anak kita, jadikan pelajaran aja anak ada tiga harus sama perlakuan dan jangan bebankan anak pertama untuk balas budi bantu adiknya, biarkan dia menikmati nanti gaji pertamanya untuk sendiri, karena seperti aku ketika nerima gaji pertama aja bahkan bulan berikutnya kudu bantu ini itu transfer sana sini.

Dulu perhiasan emasku ada 50 gram lebih bahkan dari masih gadis, hasil kerja dan emas kawin. Tapi kalau sekarang 40 gram pun dengan punya anak-anak, karena anak-anak punya dari kado pas lahir yang sulung 3 buah gelang emas, yang tengah kalung, gelang dan cincin. Jadi jika terpakai ma kita ortunya ya gantilah. Kadang kalau aku marah ma suami juga suka minta ganti heuheu, ya atuh mau diganti plus uang dari hibah mamah selepas bapak meninggal hasil jual mobil yang dijual ke adik perempuan, masing-masing dapat 25 juta rupiah kecuali mamah 30 juta rupiah. Uangnya kemana dipakai renovasi rumah dapur dan dak-dakan atas plus ruang keluarga biar anak-anak nyaman, habis 92 juta rupiah jadi dari aku 25 juta, dari suamiku 67 jutanya. Hasil dari penjualan rumah pertama dan mobil kedua kita pakai pelunasan rumah sebagian yang 3x itu total 375 juta rupiah.

Ya udahlah ini nulis apa curcol sih ya wkwkwk, tapi itulah nyatanya bahkan ketika kita coba jaga jarak ntar dinyinyir disindir udah beda sekarang mah udah kaya, tanpa mereka sadari kita jadi begini karena terlalu banyak luka selama ini yang ditorehkan cuma kita bisanya diam karena ngomong pun gak digubris. Aamiin kalau dianggep kaya mah, berhasil berarti personal branding kita kan ya hehe, kita pun masih berjuang bahkan sering saldo semua rekening nol tapi beberapa bulan kemudian ada, intinya ke depannya kita gak mau punjam pinjem dan minjemin lagi, cukup hanya untuk kita sendiri, yang penting keluarin zakatnya, dan ngasih thr pas hari raya pun sewajarnya saja.

Entah kenapa kalau lagi kesal aku suka aja nulis di blog, setidaknya jadi plong gitu. Dan buat pengalaman saja, suatu saat anak-anak akan baca blog maminya InsyaAllah.
Jika ada yang bilang berubah ya mungkin iya duku wanita karir tanpa ada anak, sekarang full ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Cuma terkadang semua orang selalu minta diperhatikan, giliran aku butuh perhatian selalu dicut off itu saja heu.
Tak semua mesti suka dengan diri kita seratus persen, ada yang iri hasad dan dengki bahkan gak suka, plus hanya sekadar kepo saja bukan benar-benar care. Tapi bukan kewajibanku untuk menyenangkan semua orang dan gak bisa bungkam opini orang tentangku.

Pengalaman IGD dan Rawat Inap

April 13, 2025 0 Comments

Dalam hidup tentunya gak hal manis saja seperti piknik di tempat wisata, shopping dan main di playground mall juga staycation di hotel sembari wisata atau mampir sejenak menginap ketika perjalanan mudik. Ada hal yang gak mengenakan ketika tiba-tiba sakit dan tubuh perlu rehat juga penanganan khusus.

Pengalamanku selama ini ke RS malem-malem ke IGD pernah dulu 2016 pas inseminasi disuntik indung telur dalam rangka promil tapi tak berhasil. Pas 2016 biaya inseminasi 6 juta 500 ribu rupiah gak dicover asuransi tapi uang pribadi.  Tapi Alhamdulillah dikasih hamil alami 3 anak perempuan dengan jeda waktu 2 tahun 5 bulan anak pertama ke kedua dan anak kedua ke ketiga 3 tahun.


Pengalaman operasi dan rawat inap selama 4 hari pasca lahiran SC  konvensional ketika lahiran anak pertama di 2019, dirawat di VIP utama RSSM dicover asuransi 18 juta rupiah, uang pribadi nambah 5 juta 600 ribu rupiah.


Dan seminggu setelah lahiran anak pertama yang dinanti 10 tahun lamanya malah kena kuning harus dirawat inap tanpa kita ortunya, bayi usia seminggu hanya sendiri di perina ruang rawat sengan disinar 24 jam sendirian hanya dengan dokter dan suster, tensiku sampai naik karena gak bisa tidur dan nangis terus. Waktu itu asuransi jatahnya abis jadi bayar uang pribadi 2 juta rupiah.


Ketika hamil anak kedua, anak pertama harus dirawat karena DBD selama 5 hari, di RSHTM, aku pun kelelahan sampai harus ke IGD karena meriang batuk pilek, bayiku untung sehat. Dan kita mesti nambah uang pribadi 5 juta 600 ribu rupiah, yang dicover hanya 7 juta 800 ribu rupiah dari total biaya perawatan 13 juta 450 ribu rupiah. Obat-obat Demam berdarah emang mahal plus yang kasian anakku harus diambil darah tiap hari untuk cek trombosit. Abis itu masih ingat anak pertama mau ultah yang kedua dan aku hamil 4 bulan anak kedua juga.


Lahiran anak kedua SC Eracs dirawat inap 3 hari di VIP utama RSSM, anak pertama dulu lavender 225, anak kedua lavender 224. Kenapa selalu milih vip biar bisa anak pertama juga bisa ikut menginap. Kan gak ada yang jagain juga di rumah kasian kalau ditinggal.


Awal 2023 habis mudik akhir tahun jelang tahun baru anak pertama diare dan dehidrasi, entah selama mudik dari Jatim ke Jabar salah makan apa, ke IGD di RS rumah neneknya lalu harus dirawat karena dehidrasi. 2 hari diinfus dan disuntik obat juga dikasih obat minum, anak kedua ditinggal di rumah neneknya, waktu itu anak pertama baru 3 tahun dan anak kedua mau usia 9 bulan.  Sehabis dirawat baru balik ke kota domisili kita, anak kedua waktu itu jadi gak mau ditinggal karena pikirnya takut kaya pas kakaknya opname ditinggal 2 hari walau Papinya bulak balik ke rumah neneknya yang dekat RS buat liatin anak kedua. Beruntung banget punya suami siaga yang ketika anak istri sakit selalu ada gak hanya ikut merawat dan mandiin kita tapi juga yang bayarin biaya RS-nya jika gak full cover asuransi. Waktu 2023 ini dicover 2 juta rupiah hanya nambah biaya hand sanitizer aja 70 ribu rupiah.

Desember akhir 2023 aku Maminya yang tiba-tiba ke IGD demam menggigil sesak nafas, dicek Lab diambil darah gak thypus tapi karena asam lambung naik saja alias GERD. Awal mula dulu punya GERD pas dari jaman promil selama 10 tahun mungkin kan banyak minum penyubur dan vitamin, sampai pernah minum Fertilaid yang sepaket buat suami istri 2 juta 500 ribu rupiah bahkan jamu-jamuan sampai 6 juta 500 ribu rupiah diminum aja pait juga saking pengen punya anak. Bulak balik 10x total 900 ribu rupiah buat diatermi. Kuharap suatu saat nanti mereka baca tulisan ini tahu perjuangan Mami Papinya buat dapet anak-anak cantik soleha mereka itu proses dan perjuangan yang panjang.

Dan pas tengah 2024 anak kedua tiba-tiba ke IGD karena demam dan mimisan banyak, hasil cek Lab darahnya normal semua Alhamdulillah, karena udara kering dan hidung tersumbat batuk pilek aja penyebabnya ternyata, sampai cek ke THT gak kenapa-napa.

Di kehamilan anak ketiga ini di usia 43 tahun, HB-ku paling rendah dibandingkan kehamilan pertama dan kedua yaitu 9.9 sampai diinfus 2x jeda seminggu, infus zat besi mayan juga  1juta-an yang pertama, yang kedua 500 ribu-an rupiah. Habis itu jadi kembali nafsu makan yang tadinya selain keliyengan gak mau makan.

Selang seminggu abis infus zat besi yang kedua, tiba-tiba pusing, nyeri ulu hati dan sesak nafas plus mual muntah sampai 10x, di IGD dicek Lab darah dan urine ternyara tensi naik, sempat CTG ada sedikit kontraksi sampai diinjeksi pematang paru khawatir lahir di 36 minggu, untungnya enggak dedek masih aman dan air ketuban juga cukup. Ternyata GERD dan ISK, pantesan gak enak banget akhirnya dirawat inap 2 hari untuk cek kondisi asam lambung dan tensi stabil juga HB mayan naik jadi 10.9. Semua vitamin zat besi, asam folat, vitamin D dan kalsium stop dulu biar gak naik asam lambungnya. 

Sekarang makin membaik tinggal nunggu lahiran buat SC Eracs lagi di 38 minggu usia kandunganku. Semoga BBJ ketika lahir sama dengan kakaknya diatas 2.5 kg anak kesatu BB 2.705 kg TB 49 cm, anak kedua BB 2.675 kg TB 48 cm.

Memang ya setiap kita menerima anugerah selalu aja ada ujiannya. Tapi jika dihitung banyak nikmat-Nya daripada ujian-Nya. Sehat adalah rezeki dan karunia Allah juga, plus semua kemudahan yang diberikan Allah patut kita syukuri.


















Thursday, April 10, 2025

Hamil Diatas 35 tahun

April 10, 2025 0 Comments

Kita menikah di 2008, Qodarullah dikasih keturunan anaknya lama, penantian 10 tahun.
Aku hamil anak pertama secara alami di usia 37 tahun dan lahiran secara SC konvensional di 37 tahun juga.

Tidak ada kendala selama kehamilan, hanya bawaan bayi aja gak suka nasi, hanya susu yogurt dan roti plaus donut juga pizza. Anak pertama pas mau lahiran HB-ku rendah 10.4, tapi Alhamdulillah pas anaknya lahir balik normal, dan gak ada transfusi darah selama proses persalinan hanya infusan dan obat biasa untuk persalinan secara SC.

Setelah bayi lahir sempat diare karena minum susu dan makan pepaya, setelah stop kembali normal, BB bayi pas lahir 2.705 kg di usia kehamilan 38 minggu dan TB 49cm, tetapi karena waktu itu keukeuh ASI sementara ASI dikit, bayiku jadi kuning, untuk bilirubin kembali normal harus disinar 24 jam, ini kejadian pas anakku usia seminggu. Setelah disinar campur susu formula karena ASI masih aja dikit walau sudah minum ini itu booster ASI, dan aku dan anakku beda golongan darah, aku O dan anakku B.

Anak pertama juga pernah dirawat ketika usia 2 tahun ketika aku mengandung adiknya karena DBD selama 5 hari dan pas usia 3 tahun anakku sehabis mudik dari Jatim ke Jabar diare sampai dehidrasi jadi dirawat 2 hari.

Pas hamil anak kedua usia 39 tahun dan lahiran SC Eracs usia 40 tahun, anak kedua HB aman di 11.5, dan ketika lahir di 38 minggu kehamilan BB 2.675kg dan TB 48cm. Karena sudah pengalaman ASI seret dan bayi beda golongan darah juga kita langsung campur sufor untuk menyusui bayiku.

Alhamdulillah aman bayiku yang kedua ini dan karena air susu cukup gak mengalami dehidrasi yang berakibat jadi kuning.
Anak keduaku pas kakaknya masuk TKB yang sekolahnya mirip sekolah alam, mungkin udara panas gak cocok, tiap anter jemput kepanasan sampai mimisan, untungnya diperiksa dokter anak dan dokter THT tidak ada hal yang membahayakan karena udara panas saja jadi mimisan.

Pas kehamilan anak ketiga ini HB-ku 9.9 yang menyebabkan aku harus diinfus zat besi sebanyak 2x1 jam jeda 1minggu. 
Mungkin faktor usia juga aku hamil di usia 42 tahun dan lahiran 43 tahun untuk anak ketiga ini.

Jangan tanya gak KB, waktu lahiran anak pertama mau KB tapi kata dokter siapa tahu dapet lagi lelaki dan riwayat dapetnya lama kalau ada lagi Alhamdulillah, satu juga udah Alhamdulillah.
Pas lahiran anak kedua mau KB, kata dokter anaknya perempuan lagi siapa tahu dalat lelaki cenah. Memang gak di KB baik aku dan suami, cuma mengingat faktor usia habis ini aku pakai KB IUD suami pakai pengaman aja pas HB kata dokter kandungan, kita gak mau steril, kok kesannya dulu pas susah lama punya anak nangis doa minta, dikasih banyak kok malah tutup pabrik, selain itu pasti ngaruh ke hormonal kan. Jadi pilih KB lainnya saja.

Dan dari awal hamil anak pertama, kedua dan ketiga aku tuh selalu mual jika makan vitamin, jadi sebelumnya harus minum obat maag yang acc dokter kandungan atau herbal kunyit baru aman, karena aku punya GERD dari waktu jaman program hamil selama 10 tahun, mungkin kebanyakan obat dan vitamin penyubur aku konsumsi berefek ke lambungku.

Jadi kalau gak minum vitamin ya aman, aku imbangi dengan asupan makanan yang mengandung asam folat, kalsium, dan zat besi juga vitamin D.

Nah kemarin jelang usia kehamilan anak ketiga 36 minggu aku mengalami mual muntah hebat disertai pusing dan sesak dada, muntahnya sudaj 10 kali, sampai aku ke IGD dan harus dirawat inap selama 2 hari.
Dokter kandungan buat jaga-jaga jika terjadi kontraksi intens aku disuntik pematang paru sebanyak 4x sehari 2x agar tiba-tiba lahir sebelum waktunya bayi sudah siap.
Aku pun dicek Lab. Untuk periksa darah dan urin. Hasilnya HB 10.9 dan tensi naik, plus ada infeksi saluran kemih. Padahal aku jarang nahan pipis, mungkin pengaruh hormon dan jika pipis pas di toilet umum ketika belanja, ke playground dan pas di sekolah anter jemput anak dan di RS pas kontrol, padahal sudah dikasih tisu basah atau sabun tetep aja ya. Selama dirawat juga diinfus, disuntik antibiotik buat ISK-nya dan buat untuk lambung dan penstabil tensi agar agar gak naik, karena sempet naik mungkin efek muntah-muntah, tapi untungnya bukan preeklamsia jadi aman walau kaki dan tangan agak bengkak.

Aku pun kemarin sempet ajakin afirmasi positif pada bayiku, dedek mau lahir sekarang di 36 minggu atau 38 minggu sama kakak-kakak biar pas semuanya dan stabil, dedek bayi gerak.

Anak-anakku dan suamiku yang ikut menunggu di ruang vip dan doain juga agar mami dan dedeknya sehat selamat. Untungnya kejadian pas masih libur sekolah dan kerja jadi aman.

Pas hari Senin Selasa aku dirawat itu, hari Minggunya pas pulang belanja mingguan suami ma anak kedua sempat berobat karena demam bapil juga radang ke klinik bpjs dekat rumah. Alhamdulillah selama dirawat 2 hari full cover asuransi dari benefit rawat inap, bukan ambil dari paket asuransi lahiran. Jadi buat lahiran 2 minggu aman, cuma mungkin tetep nambah ya karena kelahiran anak pertama, kedua ma ketiga tetep aja cover cuma 18 juta rupiah. Kenapa gak BPJS karena sejak awal periksa kehamilan pakai asuransi, dan kita selalu pilih kamar vip agar anak-anak bisa dibawa menginap secara gak ada siapa-siapa buat jagain mereka. 

Pas lahiran anak pertama dari total 23.6 juta rupiah nambah hanya 5.6 juta rupiah rawat inap 4 hari obat paten dan SC konvensional, pas lahiran anak kedua dari total 23.7 juta rupiah nambah hanya 5.7 juta rupiah rawat inap 3 hari SC Eracs.
Gak tahu yang lahiran anak ketiga ini nambah berapa karena yang oasti harga udah naik walau sama-sama di vip dan di rs yang sama plus nominal cover asuransi yang tetap. Yang penting sehat dan selamat juga InsyaAllah ada rezeki-Nya.