KURIKULUM MONTESSORI DAN IB

Kurikulum Internasional Montessori
Kurikulum ini berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Maria Montessori, seorang pendidik, ilmuwan, dan dokter dari Italia. Umumnya hanya diterapkan di jenjang pra sekolah dan sekolah dasar karena fokus utamanya adalah aktivitas pengembangan karakter si Kecil dan pengarahan dirinya. Nah ini sekolah TK anak-anak, anak pertama pernah pas jenjang setingkat TKA, anak kedua sekarang pun masuk TK fase A di sekolah Montessori, walau anak pertama pernah PAUD atau KB di sekolah umum dan anak kedua di sekolah Islam Terpadu.
Salah satu keunggulan kurikulum Montessori dalam pendidikan anak adalah si Kecil tidak difokuskan untuk mengejar nilai tinggi namun fokus pada perilaku (behaviour) dan penyesuaian diri si Kecil terhadap lingkungan belajarnya.
Nah ini dia adaptasi dan perilaku, menurutku sistem kurikulum Montessori ini bagus untuk melatih kemandirian anak-anak, ini terbukti di anak-anakku makin mandiri seperti pakai kaos kaki dan sepatu sendiri, cuci piring sehabis makan, wudhu dan solat juga, karena kita Montessori Islamic. Bahkan selain tahsin tahfiz, anak-anak juga ada literasi bahasa, juga music dan dance. Jadi sensorik dan motoriknya keasah, contoh kecil anak-anakku lulus toilet training pas sekolah di TK Montessori dan bisa pegang pensil dengan benar plus logika Math-nya jalan. Suka lagi sekolah disini tuh karena udah ada eskul renang yang dilakukan tiap Minggu di hari Selasa, dan per semester anak dikasih sertifikat lulus waterplay, dan dari good ke very good terus excellent. Kenapa anak harus belajar dengan nyaman karena itu menunjukan jika dia sudah nyaman dengan miss-nya dengan friends-nya anak akan tumbuh dengan happy dan enjoy, jadi belajar gak tertekan dan intinya adalah paham bukan menghafal.
Sempat anak pertama sekolah fase B di sekolah TK interactive, disini lebih banyak kegiatan outdoor dan outbond seperti berkebun, flying fox, naik perahu, nangkep ikan, renang di luar sekolah, ke kantor polisi, cooking class bikin sosis keju dan sup buah dan jahe hangat plus sayur bayam, fieldtrip ke transtudio. Cuma anaknya lebih nyaman di metode Montessori. Alhamdulillah walau sempat pindah dia di TKB ini dengan ajaran Ibunya di rumah udah lancar baca tanpa mengeja alias phonics dan tetap belajar bahasa Inggris di rumah. Di sekolah interactive ada pelajaran bahasa Inggris juga, sementara di Montessori bahasa Inggris dipakai pas belajar, setiap hari, dan anak-anak dibiasakan baca dengan buku bahasa Inggris. Dan renang pun setiap Minggu bukan satu semester 2x. Cuma setiap perjalanan edukasi anak-anak di rumah dan sekolah aku ambil insight-nya saja.
Di TK Islamic Montessori ini ada EPL/Excercise of Practical Life, Physical Development, Sensorial, Mathematics dan Language Development, Cultural Subject, Islamic Studies.
Kurikulum International Baccalaureate (IB)
Kurikulum IB bertujuan mendorong anak-anak menjadi penduduk dunia yang bertanggung jawab, mampu berpikir kreatif, memiliki kecerdasan emosi yang baik, serta memiliki kemampuan intelektual dan sosial yang adaptif. Artinya, bukan hanya mengasah kreativitas dan kecerdasan emosi dan intelektual, kurikulum IB juga melatih rasa solidaritas dan empati agar si Kecil menjadi pribadi yang pintar namun tetap peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kurikulum IB biasanya diajarkan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Jadi kita selaku orang tua memang telah menyiapkan anak-anak untuk melanjutkan studi akhirnya (kuliah) di luar negeri untuk dapet beasiswa InsyaAllah, kurikulum IB sekolah anakku SD-nya juga Islamic jadi ada diniyahnya. Anak pertama dan keduaku itu gen Alpha, untuk mengajari gen Alpha yang kritis dan ketika kita say to Yes and No, harus selalu ada alesan detail untuk menjelaskan ke mereka kenapanya. Dan anak gen Alpha itu lebih ke audio video visual, jadi jika diajarin text book mulu ya gak bisalah. Dari jaman Ali Bin Ali Thalib pun kita harus didik anak sesuai jamannya. Nah selain itu kita adalah ortu dimana era Ibunya Milenials dan Bapaknya gen X, jadi jika anak mau berkembang kita harus pelajari juga metode belajar yang sesuai anak kita sekarang.
Jujur aku juga banyak belajar metode ini biar selaras sama anak-anak di sekolah.
Anak pertamaku MasyaAllah nilai akademiknya itu outstanding semua, hanya beberapa yang very good. Cuma anakku suka lebih gampang terpengaruh oleh temannya, misal kata baru ikutin temannya, dan ikutan ngobrol ketika pelajaran mapel bahasa Indonesia, kutanya katanya bosen udah ngerti, kujelaskan walau sudah bisa hargai miss ya. Tapi over all sikap dan adaptasi juga perilakunya sopan santun dan manis. Jadi gak ngaruh ya usia walau baru 6 tahun Alhamdulillah emang siap masuk SD, jadi masuk SD 5 tahun 8 bulan tepat, tentunya silahkan balik lagi ke pilihan masing-masing, melihat progress anakku aku ternyata gak salah. Dan tak akan bandingkan anakku demgan anak orang lain tapi fokus aja ke ketiga anakku, untuk dapet stimulasi yang sama dariku selaku ibunya dan dukung tumbuh kembang optimal untuk tiga putriku.
Anak keduaku juga Alhamdulillah adaptasi dan sosialisasinya cepat seperti kakaknya, dan untuk materi area Montessori bisa ikutin semua, patuh juga dan anteng ikutin penjelasan missnya, on point-nya paling suka music dan dance kalau anak kedua, tapi tahsin tahfiznya juga bisa dia. Cuma agak sedikit moody aja pas pagi masuk ke gerbang sekolah, udah di kelas dan pulang mah happy heuheu. Dan suka olahraga dan nyani sendiri sampai wudhu pun dia nyanyikan step by stepnya.
Ya itulah setiap anak punya kelebihan dan kekurangan, bagiku anak-anak amazing, tanpa les ini itu murni hanya di sekolah dan ajaran Ibunya di rumah udah luar biasa anak kedua good dan very good. Jadi aku tuh tim sekolah all in one rada pricey dan full days scholl daripada sekolah yang lainnya tapi harus les ini itu, karena aku pun maunya kalau sudah pulang ya udah gak usah dibebani ini itu lagi, anak itu yang penting gak hanya cerdas tapi punya adab dan ahlak yang baik, rasa empati yang tinggi dan sukses itu keseluruhan sebagai manusia yang bahagia dan bisa bermakna dalam hidupnya sangat berarti. Disiplin dan istiqomah adalah kunci, tentunya kita harus kerjasama terus antara Ibu Bapaknya di rumah dan guru-guru di sekolah demi anak kita menjadi pribadi yang baik dan mencapai potensinya dengan maksimal.











