Sunday, August 12, 2018

Review Sinetron dan Film Si Doel


Malming kemarin, aku dan suamiku nonton Si Doel The Movie. Dari tahun 90-an hingga kini kita penggemar Si Doel. Menurutku ceritanya sederhana tapi banyak yang bisa diambil pelajaran dari sinetron dan filmnya. Para pemainnya juga piawai dalam memainkan peran watak hingga gak bosen buat ditonton berulang kali. 

Dulu dalam sinetronya dari bebrapa seri sequel 1 sampai 6, diceritakan Si Doel anak Betawi diperankan oleh Rano Karno. Anak pasangan Babeh Sabeni/Almarhum Benyamin Sueb,  dan Enyak/ Aminah Cendrakasih. Punya adik Atun/Suti Karno,  dan Encang Mandra. Sukanya lagi dalam sinetron dan film,  semua tokoh diperankan oleh orang yang sama gak diganti,  ketika tokoh meninggal di sinetron pun sama meninggal, Babeh meninggal di cerita karena kecelakaan bareng Andre pas wisata. Waktu Mas Karyo meninggal, diceritakan di Sinetron juga meninggal,  pun ketika Enyak sakit di fimnya juga sakit. 

Si Doel dikuliahin sampai jadi Insinyur mungkin sekarang Sarjana Teknik Mesin.  Babe sampai jual tanah, karena penghasilan cuma dari narik oplet. Enyak ibu rumah tangga punya kontrakan dengan Babe di samping rumahnya, yang ngontraknya Mas Karyo. Enyak juga punya warung kebutuhan sehari-hari seperti kopi, gula, susu dan roti. Tetapi Babe seperti orangtua kebanyakam ketika anak lulus kuliah diwisuda kerja kantoran dan punya penghasilan yang mapan. Namun kenyataan lapangan pekerjaan tak semudah itu didapatkan, menggambarkan cerita di masyarakat pada umumnya. 

Doel idealis dan jujur agak kesulitan mendapatkan kerja, sama halnya di keseharian kita kan yang jujur kadang malah tersingkir. Doel dicintai Sarah/Cornelia Agatha dan Zaenab/Maudy Koesnadi.
Sarah anak tunggal, orang kaya, di rumah ada pembantu, punya mobil, mamahnya sibuk arisan sosialita, papahnya pengusaha sukses tapi punya istri muda. 
Ketemu Doel di jalan karena mobil Sarah gak sengaja menyerempet oplet Doel. 
Doel punya teman Hans yang ternyata saudaranya Sarah.  Sarah suka museum, bikin skripsi tentang Papua tapi jadi nulis tentang kehidupan Doel mewakili masyarakat Betawi.

Sinetronya penuh liku-liku,  Engkong Doel/almarhum pak Tile, nikah ma Enyak Rodiah tapi tanahnya banyak, suka pakai sepeda ontel. Doel cucu kesayangan, di tengah kuliah tanah Babe juga sempat dijual dan yang beli papahnya Sarah dengan bantuan Hans. Kalau Atun gak dikuliahin, anggepan Babe perempuan urusan dapur, kasur juga sumur ujungnya.  

Ada Mandra yang putus cinta dengan Munaroh, juga sempet gagal menikah dengan Nunung,  sampai filmnya Bang Mandra masih sendiri. Mandra tetep kocak dengan tingkah lakunya baik di sintron dan film, karakternya kuat menghidupkan suasana.

Zaenab walau masih saudara jauhnya Doel, sudah suka sama Doel bahkan mereka sempat dijodohkan. Almarhum Babeh lebih suka Sarah,  apalagi ibu tirinya Zaenab matre banget lebih suka Koh Ahong dan orang kaya raya buat jadi suami Zaenab. 
Di sinetron keenamnya yang masih tayang di TV,  buat yang masih penasaran bisa nonton. Zaenab kan dari sinetron kesatunya sukanya kursus ini itu. Nah ketemu jodohnya dengan pria teman kursus yang lumayan cakep, anak orang kaya tetapi anak mami. Ketika menikah awalnya bahagia, tapi ketika Zaenab mengandung ibu mertuanya meninggal. Suami Zaenab jadi kasar, hobi mabuk dan KDRT, suatu malam Zaenab sakit hingga keguguran yang ditelfon Doel diminta bantuan. 
Salahnya Doel waktu itu langsung ke rumah sakit tanpa minta persetujuan Sarah atau mengabari Sarah. Ini alasan Sarah marah besar emosi hingga pergi ke Belanda. Zaenab setelah keguguran cerai dengan suaminya karena sedih kehilangan anaknya, sehingga sudah tak bisa memaafkan suaminya. 

Sarah ketika mau menikah dengan Doel sempat mau batal, karena Sarah cemburu menuduh Doel tidak jujur padanya. Ketika Zaenab mau menikah dengan pria pilihan ibu tirinya yang juga teman kursusnya ketemuan berdua ngobrol,  sementara waktu itu tengah mempersiapkan pernikahan dengannya. Cemburu buta memang tak baik ya, tetapi akhirnya pernikahan terjadi, ketika berumah tangga dengan Sarah, Sarah memang sering cemburu apalagi lagi hamil mungkin pengaruh hormon kali ya, sehingga Doel nolong Zaenab saja sampai kabur ke Belanda. Sarah suka bantu keuangan Atun dengan Mas Karyo,  dari awal kan memang baik sama keluarga Doel. 
Doel sempet mencari Sarah ke rumah mamanya, mamanya bilang Sarah pergi ke Belanda, tahun ganti tahun, Enyak menyarankan Doel nikah dengan Zaenab buat pendamping, Zaenab pun bahagia sambil bantu ekonomi keluarga jualan kue. Sayangnya karena Doel masih menikah dengan Sarah mereka nikah siri. 

Nyambung ke filmnya, Doel dengan Mandra diundang ke Belanda untuk membawakan barang khas Betawi di Tong-Tong Fair oleh Hans. Tetapi sebetulnya Hans dan Sarah merencanakan ini untuk mempertemukan Doel dengan anaknya yang dipanggil nama Doel juga. Yang memerankan anak Doel mirip Rano Karno waktu kecil. 

Mas Karyo sudah meninggal dan Mak Nyak sakit. Atun punya anak Ali panggilannya kalau gak salah, bongsor sama kaya Atun, kerjanya main warnet mulu manggil Atun Bunda. Atun gak diceritakan masih menjalankan salonnya apa enggak, di sinetron kan Atun punya salon. 

Nah sebelum berangkat Enyak berpesan agar Doel menghargai Zaenab untuk tidak mencari Sarah. Enyak buta dan lumpuh, tapi sayang ma Zaenab karena mengurusnya bersama Atun. 
Ketika sampai di Belanda Doel dan Mandra menginap di apartemen Hans. 

Ketika diajak jalan ke museum sempet Hans bilang Doel punya anak dari  Sarah,  dan Mandra bingung takut salah ucap ke Zaenab. 

Ketika ketemu Doel dan Sarah kaku sekali karena sudah 14 tahun gak bertemu. Pelajarannya kalau marahan dalam rumah tangga seperti dalam agama kita gak boleh lebih dari 3 hari kan, dan kalau suami istri sudah gak memberi nafkah lahir batin selama 3 bulan sudah dianggap cerai.
Emosi sesaat cemburu buta hanya akan merugikan, ketika pasangan menikah harusnya berpikir dewasa dengan logika dan syariat agama bukan hanya emosi sesaat. 
Apalagi ketika punya anak harusnya dikabari,  di adegan Doel berpisah dengan Sarah dan ketemu anaknya memang jaim. Mungkin situasi juga bikin galau antara bingung harus gimana dan harus apa. 

Nasab anak baik lelaki perempuan harus tahu bapak dan ibu biologis. Kalaupun berpisah jangan anak jadi korbannya. 
Satu lagi menurutku benar adanya jika menikah kudu dengan yang sequfu, artinya jika dari keluarga menengah dan biasa mending dengan yang menengah lagi, sarjana dengan sarjana lagi, tak salah memang jika salah satu lebih dominan dan lebih segalanya, cuma ketika ada konflik agak susah diselesaikan. Contoh Sarah kaya, Doel biasa saja, ketika emosi Doel mah solat, Sarah emosi malah pergi.

Zaenab juga kalau wanita secinta-cintanya jangan mau dinikahi siri gak ada kekuatan hukum walau sah dimata agama. 
Matre seperti ibu tirinya Zaenab tidak menjamin kebahagiaan,  lebih baik mulai dari nol dengan skill yang dipunya tapi pernikahan langgeng dan sukses. 
Pendidikan sangat penting, menuntut ilmu wajib, karena untuk bekal hidup. 
Menikah bukan soal mapan atau tidak, kaya atau miskin, tapi perlu pengelolaan emosi jiwa dan mental kuat, hati sabar juga komunikasi. Komunikasi itu sangat penting ketika dua kepala, dua insan beda didikan oleh ortunya, beda kebiasaan,  cinta memang harus rasional bukan hanya rasa tapi butuh logika. 
Dan jika ragu lebih baik tinggalkan, ketika Zaenab dan mantan suami, Doel dan Sarah ada keraguan untuk menikah, maka perlu istikharah dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil benar. Keraguan dan terlalu buru-buru mengambil keputusan, akibatnya fatal dan menyesal belakangan di kemudian hari. 
Waktu amat berharga gak mungkin terulang. Pelajarannya jika cemburu harus dikonfirmasi ke suami curhat dari hati ke hati, bukan pergi lari dari masalah. 
Dan kalau sudah menikah jangan meminta bantuan ke orang yang sudah menikah juga apalagi curhat nanti jadi suka deh atau CLBK kaya Doel dan Zaenab. 

Intinya jagalah hati pasangan ketika sudah menikah, jangan emosi berlebihan dan  emosi sesaat sehingga merugikan diri sendiri dan pasangan juga anak di masa depan. Dalam pernikahan harus terbuka termasuk ketemu dengan siapa, ada apa cerita suami istri harus jadi teman sejati curhat. Dan selain emosi syariat agama dilaksanakan dan cari nafkah halal berkah, nanti pasti rezeki rumah tangga lancar. 
Mungkin Doel agak susah dapet rezeki karena sering kurang terbuka dan jaim pada perempuan termasuk istri, ini kurang komunikasi berakibat begini dan merugikan orang lain. 
Lelaki sebagai imam dalam rumahtangga harus tegas, dan jika cinta kejar atuh sampai ke ujung dunia. Uang mah bisa dicari asal tekad kuat. 
Memang 7 turunan karakter orang tidak bisa berubah begitu saja. Jangan menuntut pasangan berubah jika kita tidak bisa fleksibel, fleksibel sewajarnya sehingga seimbang dan harmonis. 

Rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat adalah universitas kehidupan yang gak didapat di bangku kuliah,  tapi dengan ilmu, akal dan iman semuanya bisa bahagia. 
Di film juga ketika berpisah di Bandara Belanda Sarah kasih dokumen minta cerai ke Doel, sementara di Indonesia Zaenab lagi menangis takut Doel kembali ke Sarah walau katanya rela. Perempuan harus bisa mengemukan pendapat jangan rela tapi hati sakit heuheu. Jangan nerimo pasrah begitu saja walau tersakiti. 

Overall, kusuka sinetron dan film Si Doel ini walau penuh drama. Bang Mandra sukses bikin aku tertawa dari awal sampai akhir film. Sarah sukses bikin terharu saat dia nangis sesenggukan menyesal meninggalkan Doel dengan sountrack lagu yang pas. 
Zaenab sukses bikin kasian karena dia nangis Doel gak ada kabar dan takut ketemu Sarah di Belanda. Adegan artis cilik pemeran anak Doel juga sukses bikin merebes mili ketika memanggil Bapak/Papah ke Si Doel. 
Jadi penasaran sequel film keduanya, apakah jadi cerai sama Sarah, atau gimana nasib Zaenab karena cuma nikah siri, terus anaknya apakah tinggal ma Doel atau Sarah kedepannya. 
Jadi harus setia sama satu pasangan ya jangan mendua, apalagi statusnya belum jelas hehehe. 

10 comments:

  1. Aku paling suka sama Mandra, yang bikin film Doel menarik dan hidup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mandra natural banget aktingnya bikin kita tertawa terus selama film berlangsung :)

      Delete
  2. dari sejak ada iklannya pengen nonton jugaaa, penasaraaann... tapi ingat bayiikk, belum berani bawa ke cinemax siih hihihih

    ahhh jadi penasaraann

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya rame mbak, bagus filmnya menurutku, gak ada adegan dewasa juga, kemarin saat ku nonton banyak yang bawa anak :)

      Delete
  3. waa... ada sekuel kedua ya. bakal rame lagi nih :)

    ReplyDelete
  4. Duh, bener2 belajar berumah tangga dr tulisan mb vita nih. Semoga aq mndapatkan pasangan yg gak egois kyak sarah ada mslah bukanya dkelarin mlah pergi,tp jg g mau punya osangan kyak doel yg jaim

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget mar cari pasangan yang seimbang baik status, agama dan pola pikir sama, dan yang penting komunikasi :)

      Delete
  5. Ngangenin banget ya sinetronnya, jadi penasaran sama filmnya deh Vit...

    ReplyDelete
  6. Filmnya bgs sih n sinetron nya aku sll nonton trs... sayangnya si Doel itu suka galau2 gt n agak plin plan..mksh review-nya mb

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup