Friday, December 16, 2022

DUKUH KEMUNING TERMASUK KAMPUNG BERSERI ASTRA


Sejak masuk fase new normal pandemi, wisata di tanah air mulai menggeliat lagi, banyak dikunjungi wisatawan lokal dan asing. Salah satunya adalah Dukuh Kemuning yang sudah kembali dikunjungi dan masuk program Kampung Berseri Astra, walau baru jalan mau 3 tahun.

Nah di Dukuh Kemuning ini sering terjadi kekeringan, menurut pak Suhardi Kepala Dukuh Kemuning dinamakan "Oase Gunung Sewu Kemuning", karena untuk mendapatkan air harus berjalan 1,5 - 2 kikometer.

Dulunya desa ini awal mulanya dari tempat persembunyian abdi dalem Sarijan Kerajaan mataram yang dikejar pasukan belanda yang berubah nama menjadi mbah Reso Wijoyo, yang lari bersama kudanya lalu kudanya terbunuh ada tapaknya menjadi Tapak Jaran terkenalnya. Kemudian mbah Reso lari sembunyi dalam gua yang dalam hutan npenuh bebatuan, keluar gua bak orang kasmaran membuat pemukiman membuat patok dan mulai bercocok tanam, jadi terkenal Goa Asmara guanya.

Karena Dukuh Kemuning jauh dari jalan raya sekitar 4 kilometer dari Jalan Raya Yogyakarta-Wonosari. Menurut Mbah Reso wijoyo sang pendiri dukuh pada 1775. Pernah dibangun telaga, agar saat musim kemarau kebutuhan air tercukupi. Lalu telaganya menghilang, dan telaga dibangun lagi tahun 1999.




Kampung Kemuning mulai fokus ke pengembangan desa wisata. Astra memberikan pelatihan untuk menjadi pemandu wisata, dibentuk pokdarwis/kelompok-kelompok sadar wisata yang anggotanya warga Kemuning.

Peran Astra dengan mendatangkan motivator dan pembimbing setiap bulannya. Paket wisata Pokdarwis Oase Gunung Sewu Kemuning itu yaitu paket wisata kuliner dan paket wisata jelajah Kampung Berseri Astra Kemuning.

Paket wisatanya ada wisata sejarah, wisata edukasi pertanian dan peternakan, wisata alam kemuning, wisata kuliner sejak dibangun 2018 ada websitenya oasegunungsewu.com, sampai 2019 sudah ada 350 orang pengunjung.
  


Ada juga PAUD Radhatul Athfal Masyithoh/RAM secara swadaya, tadinya PAUD ini sederhana, setelah ASTRA memberikan kontribusinya PAUD ini sudah memiliki sarana yang memadai. Pembangunan sarana dan prasarana berdampak besar dari segi mental dan kepercayaan diri PAUD RAM, banyak piala yang dibawa siswa siswi PAUD ini. Selain itu ada program beasiswa dari SD- SMU/SMK buatpara siswa berprestasi.

Di Dukuh Kemuning juga ada kegiatan seni yaitu seni gamelan dan wayang kulit, kirab budaya, tari pasukan kuda lumping hingga seni Jathilan, untuk mendukung wisatanya.


Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kemuning, pak Suhardi mengembangkan panganan karya warga Kemuning, seperti jenang pisang, gaplek geprek, lempeng singkong, sampai buat branding dan UMKM.
Ada juga wedang secang dan banana roll yang dipasarkan secara online juga dengan packaging yang menarik, selain ditawarkan kepada pengunjung desa.

Ada kebiasaan menyantap nasi ayam ingkung di desa kemuning ini yang banyak filosofinya,
ayam ingkung dibuat dari ayam kampung atau ayam jago yang dibuat dan disajikan manengkung atau seperti bersujud. Nasi gurih seperti warna kehidupan, nasi yang mengerucut keatas mengingatkan yang menyantap nasi ini melihat keatas. Ada sayuran juga kacang panjang agar manusia memiliki pikiran panjang, daun pepaya bahwa hidup ada pahitnya gak selalu manis, kangkung bahwa manusia harus lebih dari orang lain/winangkung dalam hal positif, daun bayam diharapkan manusia menjalani hidup ayem, aman dan damai juga nyaman.



Untuk kesehatan warganya pun ada program Posyandu, jika bayi balita juga lansia sakit bisa ke Posyandu. Ada penghijauan dengan menanam sayuran dan apotek hidup. Juga ada olahraga senam setiap Minggu sore.


Ada program pemanfaatan sampah, para kader mewajibkan setiap rumah yang ada di kampung Kemuning mengumpulkan sampah non organik. Lalu dikumpulkan dipilah-pilah sesuai jenis dan warna, setelah sebulan pemilih bank sampah datang, lalu hasil penjualan sampah digunakan kader untuk pemberian makanan tambahan/PTM  balita dan lansia.



Ini dia Bapak Suhardi Kepala Dukuh Kemuning, di kecamatan Patuk kabupaten Gunungkidul provinsi D.I. Yogyakarta. Yang senang desanya dikenal dan dikunjungi seperti sekarang, jadi dari "tiada" menjadi "ada".

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup