Thursday, November 23, 2017

Yuk cermat dalam menggunakan obat

Selasa lalu di Grand Aston Yogyakarta, menghadiri acara temu blogger kesehatan, acara ini diselenggarakan oleh Kemenkes RI dan Gema Cermat dalam rangka Germas/gerakan masyarakat sehat.

Sebelum acara dimulai, kita diperiksa dulu lingkar perut, berat badan, tinggi badan, cek kolesterol dan gula darah sewaktu.
Kenapa harus diperiksa ini semua, untuk skrining faktor resiko penyakit tidak menular.
Tekanan darahku normal, tinggi badan ideal, tapi berat badan udah agak melebihi batas normal hehe.
Lingkar perut juga harus dikecilkan nih sudah melebihi batas normal.
Gula darah normal walau cek setelah sarapan, dan kolesterol harus mulai waspada, karena melebihi batas normal.
Cara mensiasatinya kata dokter harus olahraga atau banyak aktifitas fisik, kurangi karbohidrat dan lemak, banyak protein dan sayur juga buah.


Acara dimulai oleh mbak dari Kemenkes RI, temanya adalah gunakan obat secara tepat, baca informasi dengan cermat.


Bapak Indra Rizon dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI sebagai Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga,  juga memberikan sambutannya, tentang cara cerdas gunakan obat, karena obat bisa berbahaya jika salah menggunakannya. Agar informasi kesehatan dan obat benar tidak hoax. Dan Gerakan masyarakat sehat ini harus didukung oleh semua pihak agar Indonesia Sehat bisa terwujud.



Ibu dra. Hardiyah Djuliani, Apt. M.Kes dari Dinkes DIY juga menyampaikan sambutannya, dan tentang cara menyimpan obat dan khasiatnya.
Perhatikan khasiat dalam obat dan zat yang terkandung di dalamnya, punya alergi atau tidak, kondisi hamil, berencana hamil atau menyusui, bentuk sediaannya juga.

Golongan obat ada obat Keras yang ada tulisan huruf K dalam lingkaran dan warna merah hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, obat Bebas Terbatas dengan lingkaran warna biru obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter namun penggunaannya harus sesuai aturan pakai dan peringatan pada kemasan, dan obat Bebas dengan lingkaran hijau, bisa dibeli di toko obat berijin dan apotek tanpa resep dokter.
Jadi obat itu sebetulnya tidak boleh dijual di warung.

Cara menggunakan obat, perhatikan dosis misal gunakan sendok takar yang tersedia, rentang waktu misal antibiotika 3x1 artinya diminum setiap 8 jam, lama penggunaan obat misal antibiotika digunakan 3-5 sehari.

Obat ada paten dengan nama dagang merek diikuti nama zat berkhasiat, misalkan panadol zat berkhasiatnya parasetamol.
Dan obat generik adalah nama zat berkhasiatnya, misal parasetamol.



Ibu Dra. Arrosianti Zahrul Falah, Apt.  pun memberitahukan bahwa jika menyimpan obat di rumah tidak melepas etiket pada wadah obat, perhatikan dan ikuti aturan penyimpanan pada kemasan, letakkan obat jauh dari jangkauan anak, simpan obat dalam wadah tertutup rapat, jangan simpan obat dalam mobil, dan perhatikan kadaluwarsa obat.

Tablet dan kapsul tidak disimpan di tempat panas atau lembab, obat untuk vagina/ovula dan anus/suppositoria disimpan di kulkas tapi bukan freezer, obat bentuk aerosol/spray tidak disimpan di suhu tinggi karena bisa meledak.
Insulin yang belum digunakan disimpan di lemari pendingin, setelah digunakan disimpan di suhu ruangan.
Perhatikan pula indikasi atau khasiat obat dan efek sampingnya.

Jika membuang obat harus pisahkan isi obat dari kemasan, lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube, buang kemasan obat (dus,blister,strip,bungkus lain) setelah dirobek atau digunting, buang obat tablet atau kapsul di tempat sampah setelah dihancurkan, buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air (jamban) setelah diencerkan, hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah dari tutupnya di tempat sampah.
Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan tutup terpasang kembali.

Aturan pakai obat misalnya tablet, kapsul atau kaplet ditelan dengan bantuan air minum.
Sirup kering dilarutkan dulu dengan air matang sesuai volume yang ditentukan sebelum digunakan sesuai takaran.
Salep dioleskan pada bagian tubuh yang sakit, Suppositoria dimasukkan ke dalam anus.
Obat tetes mata diteteskan secara tegak lurus pada kelopak mata.


Ibu Mariyatul Qibtiyah, S.Si., Sp. FRS, Apt. pun menjelaskan tentang Antibiotik hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Batuk pilek atau flu tidak perlu antibiotik, karena flu itu disebabkan oleh virus.
Antibiotik itu untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri jahat, sehingga jika tidak ada infeksi, antibiotik malah bisa mengganggu keseimbangan flora normal bakteri baik.
Diare tanpa darah tidak perlu antibiotik, karena demam dan diare merupakan suatu simptom atau gejala adanya suatu penyakit.

Tidak menggunakan obat orang lain meski gejala sakitnya sama.
Obat antibiotik harus dihabiskan, jika tidak terjadi reaksi alergi, jika ada efek samping bisa menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan.
Antibiotik ada yang sifatnya hanya menghambat pertumbuhan bakteri ada yang membunuh, jika pemakaian antibiotik tidak tepat bisa menimbulkan resitensi.
Misal jika radang tenggorokan karena adanya flu dan demam ya minum obat penurun panas dan flu saja beserta istirahat yang cukup dan asupan makanan yang bergizi.
Jika terjadi resisten antibiotika, kedepannya akan tidak mempan dengan golongan antibiotika golongan satu sehingga harus ditingkatkan dengan golongan dua, dan tiga juga dosisnya harus diperhatikan.
Misal plasmid untuk bakteri tak gampang mati, dari Amphisilin jadi Cefotaksim, terus Seftriaksol jadi Merofenem.


Ibu Giri pun menambahkan bahwa blogger adalah kepanjangan tangan dari Kemenkes dan Dinkes untuk menyampaikan hal yang benar tentang obat agar tak ada penyalahgunaan obat.
Karena kekuatan sosial media untuk menyampaikan sesuatu sangat berperan penting saat ini.


Sesi tanya jawab juga seru.
Cara mendapatkan obat halal bagaimana, setahuku sebagai Apoteker yang bergerak di bidang bahan baku obat, sudah ada kok beberapa sertifikasi halal dari beberapa bahan obat.
Bahan baku obat di Indonesia 70% diimpor, termasuk alkes dari luar negeri.
Betul sih, aku aja bekerja di distributor bahan baku obat yang produsennya dari prinsipal impor dari Jerman, nah suamiku bekerja di prinsipalnya.

Drugs of choice, kalau impor pun sudah ada COA/certificate of analisys, MSDS/ material safety data sheet, dan sertifikat halal.
Jadi gak usah khawatir jika ada bahan obat tak halal karena dari strain yang muslim tak boleh konsumsi.
Sudah banyak kok perusahaan asing juga memperhatikan agar aman dan halal dikonsumsi oleh muslim.

Obat tradisional bisa gagal ginjal, misal jamu, bisa jadi karena reaksi alergi tubuh atau ada yang nakal jualan jamu tapi ditambahkan analgetik atau obat kimia ke dalam jamu itu biar cespleng atau tokcer.
Ini yang salah jamu jika dikonsumsi berlebih ada endapan di ginjal susah diuraikan tubuh, apalagi jika ditambahkan zat kimia atau obat, ya sudah salah karena obat itu sendiri bisa rusak khasiatnya.

Pembuatan dan distribusi obat harus sesuai CPOB/cara pembuatan obat yang baik dan CDOB/Cara Distribusi obat yang baik.
Urutan yang betul dari produsen/pabrik obat lalu ke pbf/pedagang besar farmasi baru ke apotek dan toko obat berijin.
Nah kita sebagai pasien atau konsumen harus beli obat di apotek atau toko obat berijin bukan di warung ya.

Nah ada istilah MDR/multi drug resisten, misal jika berobat ke dokter kandungan program hamil, gak jarang dikasih metronidazole antibiotik oleh dokter kandungan karena dikhawatirkan adanya infeksi di saluran kencing sehingga menghambat terjadinya pembuahan.
Dan dalam kasus pcos suka dikasih metformin karena diharapkan agar insulin dalam tubuh seimbang jadi sel telur di rahim jadi tumbuh normal tidak kecil-kecil padahal metformin adalah obat diabetes.



Selain seperti merefresh ilmu farmasi waktu kuliah dulu, aku pun mendapatkan ilmu tentang dunia blogging, yaitu netiket dari kang Pepih Nugraha. 
Netiket itu adalah sopan santun di internet, dasar ahlak, mbak Wardah menambahkan. 
Menurut kang Pepih ada 8 yaitu Think before you post,  Remember people, Lurk before leap, Do not shit where you eat,  Stop the fighting,  Do not misuse the power dan Forgive. 

Dan tambahan dari para blogger senior yaitu jika share di instagram perhatikan komposisi foto dan caption harus seimbang, dan tipe story telling dan blog personal itu punya ciri khas sehingga kalaupun dijiplak akan ketahuan, karena setiap orang punya karakter dan ciri khas yang berbeda. 
So show it don't tell it 😊.








10 comments:

  1. Waw detail sekali penjelasannya Bun. Harus dicatat ini. Takut lupa. Baca tulisan mba. Serasa saya beneran belajar tentang obat. Banyak yang nggak saya tahu jadi tahu. Mkasih ya

    ReplyDelete
  2. Yg ttg etika buang obat, dulu aku asal aja kalo mau buang. Sampe ketahuan ama adekku yg dokter. Dia yg ngajarin kalo jgn buang obat sembarangan, krn tkut nanti disalahgunakan. :) . Makanya sejak itu, selalu buang obat dengan cara dihancurkan, kalo cairan dibuang dulu dll.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak betul membuang obat dengan baik dan benar biar tak disalahgunakan 😀

      Delete
  3. Aku hati2 banget pakai obat, sebisa mungkin aku obati pakai yg alami dulu, kalo gabisa baru minum obat.

    ReplyDelete
  4. Lengkap ulasannya yak? Thanks for share ya mb vita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ulasan ini secara umum aja poin pentingnya saja, jika diulas detail bisa panjang banget dan jadi bermacam judul, karena ilmu farmasi luas, dulu kuliah farmasi 4 tahun, profesi apotekernya setaun dengan berbagai buku yang tebal, dari farmasi tradisional, farmakologi, mikrobiologi, steril banyak deh mbak irfa 😀

      Delete
  5. Wah, enak ya mbak kalau latar belakangnya farmasi, jadi lebih mudah memahami materi...:) salam kenal mbak, kemarin sama2 jd peserta temu blogger kesehatan di Grand Aston..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak, salam kenal juga, iya mbak makanya kalau tentang kesehatan dan farmasi saya pasti selalu ikut karena sesuai dengan profesi saya 😀

      Delete

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup