Wednesday, May 16, 2018

Cinta Terencana dengan Menikah di Usia yang Tepat


Dokpri. 
Aku bersama Ibu Eka Sulistya Ediningsih ,(Direktur Bina Remaja BKKBN/Badan Kependudukan Keluarga Berencana Indonesia) 

Selasa kemarin,  15 Mei 2018 di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah/TMII, kami komunitas blogger plus diundang bersama  untuk mengkampanyekan #cintaterencana yang diadakan BKKBN dalam rangka memperingati hari keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2018 nanti. 

Lirik Lagu Keluarga Cemara bait pertama:

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Setuju ya tahun 1990-an sinetron keluarga cemara itu hits. 
Dan lagu ini kami nyanyikan bersama setelah lagu Indonesia Raya di acara kemarin. 

Tentunya tidak hanya dinyanyikan, coba resapi maknanya benar bukan. 

Di dalam keluarga ada Prinsip Cinta Terencana, yaitu mencintai diri kita sendiri, harus ya sebelum kita mencintai orang lain, mencintai pasangan tentu iya dong harus mencintai sepenuh hati suami kita,  karena menikah tanggungjawabnya sampai akhirat tidak hanya di dunia semata. 
Mencintai keluarga,  iya juga kan,  ortu, mertua, adik kakak, keponakan.
Mencintai bangsa, tanah air kita Indonesia, coba deh kalau kita bepergian ke luar negeri tentu tetap ingin pulang ke Indonesia, karena kita cinta bangsa kita, walau beda suku, bahasa, adat dan agama kita satu jua sesuai Bhineka Tunggal Ika. 
Mencintai negara iyalah,  kita kan dari kecil sejak SD,SMP dan SMU bahkan kuliah ada pelajaran PPKN,  dan bela negara. 
Negara kita kaya sumber daya alamnya, dan kita harus bersatu menjaga NKRI agar tidak mudah diprovokasi ataupun dihancurkan oleh teror dan sebagainya, negara kita agar damai gemah ripah loh jinawi. 

Lirik Lagu Mars KB:

Keluarga Berencana sudah waktunya
Janganlah diragukan lagi
Keluarga Berencana besar maknanya
Untuk hari depan nan jaya

Putra putri yang sehat cerdas dan kuat
Kan menjadi harapan bangsa
Ayah ibu bahagia rukun raharja
Rumah tangga aman sentosa

Sebelum pindah ke Jakarta selama di Semarang 9 tahun, ketika ikutan arisan PKK selalu bersama ibu-ibu komplek menyanyikan lagu ini. 
Dan tentunya 10 program pokok PKK. 
Dan diaplikasikan dalam keseharian, adanya Posyandu dan KB gratis. 

Ya anak cukup dua saja,  apalagi aku satu aja belum ada anaknya masih berikhtiar dan berdoa. 

Kenapa harus KB dan memerhatikan usia menikah. 
Karena di dalam peraturan pemerintah juga disebutkan batas ideal usia untuk menikah wanita di atas 21 tahun,  pria di atas 25 tahun. 

Karena ada 4 substansi GenRe/generasi berencana yaitu:
1. Kependudukan dan pembangunan keluarga,
2. Keterampilan hidup/lifeskill,
3. Kesehatan Reproduksi,
4. Perencanaan kehidupan berkeluarga.

Karena jika menikah di usia dini,  kesiapan mental dari sisi psikologis belum matang, dari segi ekonomi juga masih bergantung kepada orangtua, dari segi pendidikan masih kurang dan organ reproduksinya pun masih belum siap untuk kehamilan dan menyusui walaupun jika anaknya sudah akil balig. 

Ini dia 5 Transisi Kehidupan yang semua manusia pasti mengalaminya,  yaitu:
1. Belajar sampai tuntas, minimalnya hingga SMU,  lebih baik lagi hingga gelar Sarjana,
2. Masuk ke dunia kerja,  ketika semua teori  semasa sekolah dan kuliah dengan universitas kehidupan akan terasa berbeda, saat kita masuk dunia kerja,  sudah punya penghasilan sendiri, dan lebih baik lagi bisa ngasih kepada orang tua,
3. Menikah di usia ideal sesuai peraturan pemerintah, aku menikah disaat usia 27 tahun dan di saat suamiku usia 28 tahun ketika sudah menyandang gelar sarjana dan profesi dan sama-sama masuk kerja,
4. Bisa berinteraksi dengan lingkungan,  ketika sekolah dan kuliah mungkin kita hanya bergaul dengan teman dan orangtua juga saudara,  ketika sudah lulus dan bekerja bahkan menikah, kita akan membaur dengan masyarakat dan tetangga yang berasal dari berbagai daerah, 
5. Berperilaku hidup sehat,  sesuai salam GenRe/Generasi Berencana,  yaitu say no early marriage, no sex before marriage and no drugs. 

Jika kita ingin membangun sebuah keluarga, cinta harus terencana dengan menikah di usia yang tepat. 

Kita akan dapat menjalankan 8 Fungsi Keluarga jika menikah di usia yang tepat,  yaitu:
1. Fungsi agama,  pendidikan agama sebelum kita dapat di sekolah formal dan sekolah agama, tentunya kita belajar baca Alquran dan solat lima waktu dan berpuasa juga bersedekah,  guru pertama dan utama adalah orang tua,  yang memang wajib mendidik anak-anaknya,
2. Fungsi sosial budaya,  ingat waktu TK dan sekolah yang ngajarin nyanyi lagu anak dan memakaikan baju adat saat Kartinian adalah orang tua, anak pasti manut dan ngikutin yang diajarkan orangtuanya,  
3. Fungsi cinta dan kasih sayang, ngacung yang dulu suka rebutan jajanan dan mainan atau berselisih paham dengan adiknya atau kakaknya,  yang mendamaikan dan memberi pengertian adalah orang tua, harus sayang ke adik dan hargai kakak, 
4. Fungsi perlindungan, dulu kemana-mana saat remaja dan kuliah yang anter pasti Bapak dan adik lelaki,  kalau sekarang suami,  ya sebagai kaum perempuan butuh perlindungan lelaki,
5. Fungsi Reproduksi,  saat menstruasi pertama kali waktu SMP  yang ngajarin bagaimana cara memasang pembalut,  dan doa mandi selepas haid adalah mamahku dan nenekku, akan menikah tentunya berhubungan suami istri yang ngajarin suami,  dan menikah untuk memperoleh keturunan,  walau ada yang diuji lama memperoleh keturunan seperti aku dan suamiku, kita tetap bersabar, bersyukur dan bahagia sambil terus berusaha dan berdoa, 
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan,  dulu yang mendidik agar kita sopan dengan yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan bisa akrab dengan keluarga besar adalah orang tua juga sebagai keluarga inti, 
7. Fungsi ekonomi,  waktu kita masih anak-anak,  remaja dan belum menikah,  semua keperluan kita ditanggung orang tua kita,  aku kebetulan mamah dan bapakku dulu PNS Alhamdulillah, sehingga bisa menyekolahkan aku dan kedua adikku hingga sarjana dan sampai menikahkan, sekarang setelah menikah tentunya yang memberi nafkah lahir batin ya suami,  walau aku pun setelah resign dari bekerja tetap bisa menghasilkan dengan pernah jualan online dan sebagai blogger, untuk penghasilan tambahan rumah tangga, 
8. Fungsi pelestarian lingkungan,  rumah ortuku yang di Garut ada halamannya,  dari kecil diajarin untuk penghijauan dengan menanam aneka tanaman di rumah,  baik untuk kebutuhan dapur seperti cabe, seledri, kunyit, lengkuas, daun melinjo, dan bawang daun juga pandan, dan ada tanaman mangga, sawo juga jambu, ada juga tanaman hias seperti kamboja, kemuning dan anggrek. 
Nah kebawa nih sampai aku punya rumah tangga sendiri,  di rumah Semarang nanam pandan, kamboja, kemuning kenanga juga melati dan mawar. 

Sesi ini pun diakhiri dengan tanya jawab, karena memang di era modern ini masih ada segilintir masyarakat yang menikahkan anaknya di usia dini,  diabaikan pendidikannya dan tidak diukur kesiapan mentalnya,  merubah stigma untuk masyarakat yang menganggap anak gadis baru menstruasi harus dinikahkan adalah salah, perlu edukasi dari kita semua saling mendukung mungkin dari tingkat RT lewat program PKK. 

Dan merubah stigma banyak anak banyak rezeki juga salah,  anak cukup dua saja agar sehat dan sejahtera, juga direncanakan ketika anak pertama sudah berusia 3 tahun baru punya adik lagi. 
Karena segala kebutuhan dan pendidikan sekarang makin mahal. Dan perhatian serta kasih sayang cukup untuk anak-anak. 
Terkecuali banyak anak, memang kaya banget dan mampu dari segi ekonomi dan mendidiknya. 

Anak dengan karakter baik diciptakan dari keluarga,  sekarang karakter anak bukan hanya keluarga dan sekolah yang mempengaruhi,  tetapi juga lingkungan,  ada televisi dan gadget,  harus hati-hati dengan perkembangan teknologi, dampingi anak saat nonton TV agar sesuai dengan usianya,  jangan biarkan anak kecanduan gadget, mending lebih banyak interaksi permainan tradisonal bersama temannya atau baca buku yang bermanfaat. 


Dokpri. 
Aku bersama mbak Roslina Verauli, psikolog favoritku nih dari sejak acara cerita perempuan transtv.

Menurut mbak Vera dari segi psikologis , usia layak menikah adalah di usia 20 tahun-an keatas,  karena pernikahan tersebut mampu mengeliminer resiko berkaitan dengan dampak menikah usia dini. 

Ketika menikah di bawah usia 20 tahun,  bisa saja gagal karena tidak mampu menyelesaikan gejolak emosi remaja,  minimal banget kalaupun udah kebelet nikah, perempuan usia 18 atau 20 tahun,  minimal lelakinya usia di atas 20 tahun. 
Jika menikah di usia 30 tahun atau 40 tahun toleransinya biasanya minimal. Rentan percekcokan dan permasalahan ekonomi saling ego. 

Motif menikah yang positif adalah:
- karena cinta
- ingin punya keturunan
- memiliki teman hidup

Sementara motif yang negatif adalah:
- balas dendam
- bayar hutang
- numpang hidup
- hamil di luar nikah

Indikator pernikahan itu berhasil adalah:
- mandiri emosional,  jangan berantem dikit lapor ortu atau mertua ya,
- mandiri finansial,  suami sebagai kepala rumah tangga sudah mampu menafkahi istri dan anaknya dari penghasilannya bekerja,
- tanggung jawab, suami kerja cari nafkah, istri di rumah ngurus rumah  dan anak,  tapi suami bisa bantu pekerjaan rumah dan bantuin ngurus anak,  istri bisa juga berpenghasilan  sesekali keluar rumah dengan ijin suami, untuk kegiatan positif mengembangkan diri dan nambah ilmu yang bermanfaat. 

Di sesi ini juga kita ada games kahoot dimana untuk memprediksi siap menikah dan komitmen siap menjalani hubungan intim yang ekslusif hanya anda dan pasangan anda. 

Prediktor pernikahan yang berhasil adalah:
- bisa mengatasi konflik dengan baik,
- komunikasi yang baik.

Cara komunikasi yang positif:
- mendengar saat orang lain berbicara,
- berbicara menimpali obrolan agar komunikasi bisa dua arah,
- membuka diri,  saat mengobrol kita harus membuka diri mengemukakan apa yang di dalam hati kita, 
- jelas, maksud tujuan pembicaraan juga artikulasi dan intonasi diperhatikan, 
- fokus, pada topik yang dibicarakan,
- respek,  menghargai lawan bicara dan memberi solusi yang baik,
- hormat,  bicara dengan nada halus tapi jelas terdengar tidak dengan emosi dan nada tinggi saat bicara.

Tentunya saat kita ngobrol dan komunikasi dengan orang baru kenal dan dengan yang sudah akrab berbeda,  untuk yang baru kenal kita akan cerita luarnya saja. 
Sementara dengan yang sudah akrab kita akan lebih Faktual,  melibatkan Opini juga Perasaan. 

Kita harus ngomong mewakili saya sebagai diri kita sendiri, jangan berbicara mewakili orang lain,  misal di keluarga adik kakak ribut,  Mah si adik begini si kakak begini,  beri ruang buat kakak adik untuk bicara dari sudut pandang dia. 

Kita pun nih suami istri di rumah egalitarian,  suami istri punya power,  biasakan beda cara ngomong ke pasangan dan rekan kerja, karena ingat Teman Hati dan Teman Bisnis itu beda, biar tidak ada yang patah hati,  tidak ada pelakor dan pebinor. 

Suami pun ada tipe Agresif,  dan Protektif. 
Suami agresif lebih cepat respon ketika istri bawel atau cerewet. 
Sementara suami yang protektif mungkin diam saja, tapi bukan dia tak peduli , mungkin lebih hati-hati menjaga perasaan pasangan dan dia lebih ke tindakan agar istrinya bahagia. 

Sesi ini pun diakhiri dengan tanya jawab,  dimana Keluarga yang Bahagia ditandai oleh :
- seluruh anggota keluarga,  suami istri, ayah ibu,  anak, adik kakak, fleksibel sesuai porsinya secukupnya, menyesuaikan perubahan tapi yang wajar, 
- kedekatan antara anggota keluarga,
- komunikasi, disaat di rumah perlu ngobrol, ketika sudah menikah tetapi tetap komunikasi, kalau tinggal beda kota dengan whatsapp,  video call. 


Dokpri. 
Aku bersama mbak Resi Prasasti, founder Komunitas Blogger Plus, pertama kenal mbak Resi di salah satu event blogger ketika aku baru pertama pindah dari Semarang ke Jakarta, ramah dan langsung motoin di acara. 

Mbak resi di sesi sebelum sesi dengan mbak Vera,  memberikan pengarahan tentang menulis blog yang baik dan tentang personal branding blogger. 

Dokpri. 
Aku dan suamiku.

Suamiku yang selalu setia mengantar jemput aku ke mall,  supermarket, mesjid, salon,  dan acara blogger di sela kesibukan bekerja di kantor. 
Bahkan kalau weekend rela nungguin pe acara beres baru kita jalan-jalan,  demikian pula aku jika suami tugas ke luar kota sendiri tidak dengan teman dan bosnya nungguin suami selesai training dan seminar,  lalu kita icipin kuliner kota tersebut juga menginap dan travelling di tempat wisata kota tersebut. 
Harmonis iya harus, suamiku pendiam aku cerewet tapi kan jodoh emang begitu, biar rep pok kalau kata orang Sunda mah, apalagi aku beda suku, aku Sunda suami Jawa. 
Suka beda pendapat sering hehe, jadi berantem lewat omongan, misal nih ya aku tipe kudu serba rapih suami suka letakin handuk sembarangan, agak jengkel tapi suami akhirnya nyimpen di rak jemuran juga. 
Aku tipe kudu serba cepat suami santai, mau pergi suka riweuh packing aku, sementara suami tahu beres. 
Travelling di balik foto romantis kadang cek cok kecil kalau di jalan nyasar, bete tapi abis itu bisa menikmati tempat wisata. 
Pekerjaan rumah suami mu bantu tapi kudu dibilangin hehehe. 
Namanya rumah tangga dan menikah harus saling melengkapi dengan kelebihan masing-masing, menerima segala kekurangan masing-masing. 
Couple goal tentunya harus setia saat susah dan senang, saat santai dan sibuk, harus saling mengingatkan dan bisa dibicarakan jika ada unek-unek yang menggangjal dihati dan akhirnya kita harus sampai surga Alloh langgeng. 

Dokpri. 
Momen kebersamaanku bersama mamah dan keponakan saat suami ultah.

Cinta terencana merupakan keberhasilan menggapai cita-cita dan meraih masa depan yang cemerlang. 

Dokpri. 
Orangtuaku yang mendidik aku sehingga menjadi aku yang sekarang. Dulu mau nikah kata mamah dan bapakku pilih suami yang sama gelar sarjananya,  suka solat dan ngaji, dari keluarga sama lah pns menengah tingkat ekonominya,  biar seimbang gak dompleng. Inilah pertimbangan bibit, bebet dan bobot sebelum menikah. 

Cinta terencana merupakan aktualisasi diri yang positif,  responsif, kreatif, produktif dan berorientasi pada masa depan dan kebutuhan lahir batin terpenuhi. 

Cinta terencana agar kita beserta semua masyarakat, bisa menyambut bonus demografi dan Indonesia emas 2045 dengan menerapkan dalam keseharian 4 program substansi genre dan 8 fungsi keluarga. 

Revolusi mental dimulai dari keluarga, jika akan menikah memang perlu sekali dilihat bibit, bebet dan bobotnya karena 7 turunan kita ke bawah,  akan mengikuti gen dan sifat personal leluhur kita. 

Semua butuh cinta dan kasih sayang dari balita, remaja,  dewasa dan lansia. 
Untuk saling menjaga dan tumbuh bersama juga cinta tanah air. 

Foto mbak Resi. 
Acara ditutup dengan foto bersama, para pemenang live twit dan ig, penanya terbaik, peserta teraktif, dan para pembicara. 

Yuk kita dukung program BKKBN ini mari kita sosialisasikan mulai dari keluarga inti kita,  keluarga besar kita,  tetangga dan lingkungan kita.  Agar cinta terencana terwujud, generasi muda yang cerdas dan berakhlak mulia menjadi pemimpin bangsa,  juga Indonesia makin gemilang.

BKKBN facebook @BKKBNOfficial
BKKBN instagram @BKKBNOfficial
BKKBN twitter @BKKBNOfficial
Bloggerplus instagram dan twitter  @BPlus_com
Bloggerplus facebook @BloggerPlusCommunity







14 comments:

  1. huwow, ilmunya padat sekali ya. iyalah, untuk urusan serius begini harus terencana ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya harus direncanakan dengan matang karena menikah itu untuk dunia dan akhirat��

      Delete
  2. Seru juga ya urusan cinta terencana ini. Karena menikah itu memang banyak pertimbangan, dan untuk sebuah komitmen jangka panjang. Harus terencana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak don, menikah untuk sekali dalam seumur hidup dan komitmennya panjang di dunia dan akhirat kelak ��

      Delete
  3. Seru saat main game . Main adu cepat cepatan akhirnya kita mengetahui bahwa apakah saya siap nikah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mpok tak hanya games tapi mengandung makna tentang kesiapan menikah

      Delete
  4. Dulu aku nikah jelang usia 21 tahun, suamiku 30 tahun. Pertimbangannya dulu adalah usia suami yang sudah matang dan yakin bisa memimpin keluarga. Sekarang, alhamdulillah anak-anak sudah besar, tapi akunya masih bisa beraktivitas kemana-mana dan nggak bergantung sama orangtua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah pas usia mbak ika sesuai batas minimal program bkkbn, dan suami mbak ika sudah matang, beda 9 tahun seperti bumer dan pakmerku

      Delete
  5. Aku nikah udah usia 26, suami 27 dan kami sama2 merencanakan sejak 5 tahun sebelumnya. Bener2 terencana karena nikah juga suami udah punya rumah.

    Komplit banget nih sharingnya, bermanfaat bagi pembaca ya semoga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda setahun ama aku dan suamiku saat menikah ya mbak wati dan suami, Alhamdulillah InsyaAlloh manfaat mbak wati

      Delete
  6. aku dulu suka banget tuh sama film keluarga cemara, sekarang ga ada yang bisa gantiin keluarga cemara yah

    ReplyDelete
  7. Padat ilmu sekali tulisannya mbak Vita, cocok nih buat aku ya belum menikah biar nanti punya masa depan yang terencana. Nice sharing mbak Vit.

    ReplyDelete
  8. Harus saling melengkapi ya Mba Vit, agar cinta yang terencana berakhir bahagia selamanya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup