Monday, February 11, 2019

Menggunakan yang Alami, Mengurangi Plastik dan Mendaur ulang Sampah untuk Meminimalisir Pemanasan Global

Saya bersama Ir.Murni Titi Resdiana MBA (kiri atas, Asisten Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim), bersama DR.Sri Maryati (kanan atas, Direktur Eksekutif Yayasan Belantara), bersama Dr.Amanda Katili Niode (kiri bawah Manager Climate Reality Indonesia), bersama DR.Atiek Widayati (kanan bawah, Tropenbos Indonesia)

Sabtu lalu, tanggal 9 Februari 2019, bertempat di Almond Zucchini, digelar acara 'ForestTalk with Bloggers' diprakarsai oleh Yayasan Doktor Sjahrir/YDS dan The Climate Reality Indonesia. Acara dipandu oleh Blogger senior, mantan Vice President ASEAN Bloggers chapter Indonesia Amril Taufik Gobel.
Pemaparan pertama dijelaskan oleh Ibu Amanda Katili Niode, air dan udara berperan dalam menyelamatkan bumi yang sedang sekarat. Pemanasan Global dipengaruhi oleh kegiatan manusia, diantaranya adalah tambang dan pabrik batu bara, gas emisi dari transportasi, produksi minyak, proses industri, pembakaran tanaman, kebakaran hutan, industri pertanian dan tempat pembuangan sampah.
Perhatian perempuan terhadap lingkungan lebih besar dibandingkan laki-laki. Dampak perubahan iklim terhadap perempuan yaitu gagal panen, kekurangan bahan bakar, kelangkaan air, bencana alam, wabah penyakit, sampai instabilitas politik dan sosial. 

Solusinya yaitu :
  • Kita sebagai perempuan, bisa mulai pengurangan kantong plastik saat belanja di tukang sayur, atau supermarket, dengan membawa kantong kain atau pilih menggunakan dus daripada kantong plastik. Bawa wadah plastik sendiri dari rumah yang bisa dipakai ulang seperti tupperware atau lock and lock untuk beli ikan atau daging.
  • Jangan bakar sampah di rumah, sekarang belajar memilah sampah di rumah yang organik dan anorganik, biarkan diambil oleh tukang sampah, gunakan plastik sampah yang bisa didaur ulang seperti plastik dari singkong, yang gampang terurai. Plastik yang tak bisa diurai merusak lingkungan, bawa sedotan stainles saat minum di restoran, hindari pemakaian sedotan plastik.
  • Dari bidang fashion, bahan baju yang dipakai juga jika sudah tidak terpakai jangan dibuang begitu saja. Misal sisa menjahit baju atau baju daster beladus bisa dipakai percanya untuk bikin keset. Baju bahan jeans yang sudah tak terpakai, bisa kita jadikan pouch atau tas yang jika dikasih renda atau pita jadi cantik untuk dipakai. Pakai pembalut kain saat di rumah dan diapers kain agar  bisa dicuci ulang, kurangi pemakaian pembalut dan diapers sekali pakai.
  • Kurangi naik kendaraan pribadi, banyak gunakan transportasi umum, agar mengurangi gas emisi di bumi. Membeli bahan pangan lokal dari petani lokal seperti buah dan sayur juga akan mengurangi impor dan mengurangi polusi transport angkutan barang loh. Pengurangan gas emisi dengan mengurangi konsumsi makanan yang dibakar seperti steak, sate dan barbeque. 

Saya bersama mbak perwakilan dari @javaraindonesia, produk lokal asli Indonesia, hasil hutan bukan kayu, ada gula aren, spekulas dan kluwak juga kopi dan rempah lainnya seperti jahe, kunyit, kecombrang dll.

Menurut Ibu Atiek Widayati, Hutan adalah suatu wilayah dengan pohon dewasa lebih tinggi dari 5 meter dan tutupan kanopi lebih besar dari 30% dengan luasan lebih dari 6,25 ha. Ada 3 istilah kerusakan hutan, yaitu :
  1.  Deforestasi : kehilangan hutan akibat berbagai aktifitas manusia
  2.  Degradasi Hutan : perusakan atau penurunan kualitas hutan 
  3.  Konversi hutan : hutan menjadi penggunaan non-hutan (pertanian, perkebunan)
Solusinya adalah :
  1. mendukung hasil hutan bukan kayu, seperti madu hutan, rotan, dan kopi, juga gula aren, dan rempah seperti spekulas dan kluwak dari @javaraindonesia, dan digunakan dalam keseharian kita.
  2. pemanfaatan jasa ekosistem (hutan), seperti air mineral dalam kemasan, kemasan botolnya harus ramah lingkungan, nanti hasil daur ulang botolnya bisa digunakan untuk konservasi hutan.
  3. mendukung ekonomi masyarakat tepi hutan, beli kain tenun dan tas dari rotan hasil warga tepi hutan, produknya bagus dan walau harganya agak mahal, kita bisa bantu meningkatkan ekonomi warga tepi hutan.
  4. mendukung produksi/produk kayu berkelanjutan, walau harganya lebih mahal jika beli kayu untuk bangunan harus yang legal, jangan yang ilegal ya.
Jadi agar hutan lestari butuh kerjasama dan kontribusi yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
The Climate Reality Project Indonesia, organisasi nirlaba ini aktif melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.


Saya bersama bu Myra dan produknya @rakuji_indonesia, semua kain dan tasnya menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan.

Menurut Ibu Myra Rumah Rakuji memproduksi diantaranya :
  1. Serat Doyo atau curculigo latifolia, untuk tenun dengan alat tenun Gedog dan ATBM
  2. Serat Bemban atau Donax Carniformis untuk anyaman
  3. Serat bambu untuk Linen karpet bambu untuk anysman dan tapestry
  4. Serat daun Bronai untuk anysman Gila yang exquisite
  5. Pewarnaan dari bahan alam untuk tenun-tenun maupun serat
  6. Prduk-produk dari rakuji Ecofreindly dengan standart Award of Excellenge dari WCC WCCAPR.
  7. Alat didesain manual untuk pengrajin di pedalaman karena tidak ada listrik, dengan dinamo kecil untuk memintal dari proses pengapasan ke benang.

Menurut Ibu Sri Maryati, tujuan dari Yayasan Belantara yaitu 'Terwujudnya Pengelolaan yang berkelanjutan pada 10 area hibah di 5 provinsi oleh seluruh pemangku kepentingan untuk melindungi kawasan konservasi dan habitat satwa liar yang dilindungi dan restorasi hutan dan lahan sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun 2021. 
Hibah Yayasan Belantara dialokasikan untuk kawasan konservasi, hutan produksi, hutan lindung dan perhutanan sosial. Dananya digunakan untuk restorasi hutan dan lahan, proteksi hutan dan lahan dari Karhutla, konservasi spesies langka (harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Orangutan Sumatera dan Kalimantan.Program ekowisata Berbak Sembilang juga diharapkan membantu konservasi hutan dan meningkatkan ekonomi masyarakat disana. Training, mentoring, salah satunya di Banyuasin, selain wisata Sembilang, ada produk packaging ramah lingkungan, Belantara kerjasama dengan penduduk lokal. Bantuan program bioseptictank membantu warga daerah pesisir atau tepi hutan, agar sanitasinya bersih tidak mencemari sungai.

hasil daur ulang limbah kayu menjadi produk yang bernilai ekonomis karya ciptahandycraft.

CSR/Corporate Social Responbility dari pemerintah dan swasta sekarang mendukung agar kita cinta produk Indonesia dan memberdayakan pengrajin lokal. Jadi ingat juga Kampung Berseri yang sudah mengolah limbah kayu menjadi alat masak dan perabot dapur. Ini juga bentuk aksi nyata menghadapi perubahan iklim global dan untuk kelestarian hutan. 
The Climate Reality Project Indonesia, bagian dari the Climate Reality Project yang berbasis di AS, pemimpinya mantan wakil presiden Al Gore. Ada 300 relawan disebut climate raelity leader terdiri dari pemimpin bisnis, profesional, pendidik, atlet, musisi, ilmuwan, aktor, pelajar, dan pemuka agama.
Blogger juga harus berpartisipasi aktif dalam kampanye pentingnya pengelolaan hutan Lestari di Indonesia. Menurut Dr.Kartini Sjahrir dari Yayasan Doktor Sjahrir, aksi nyata di tingkat lokal itu penting. Dengan ada acara seperti ini meningkatkan kemamppuan blogger dalam hal kebijakan pengelolaan hutan lestari untuk pembangunan berkelanjutan di indonesia dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

sesi pemberi materi dan foto bersama semua blogger dan penyerahan hadiah.

Menurut Ibu Murni Titi Resdiana, pengurangan emisi sektor kehutanan, bisa dilakukan dengan :
  • pencegahan pembalakan liar
  • kebijakan moratorium
  • penanaman di kawasan hutan
  • rehabilitasi mangrove
  • reklamasi lahan pasca tambang
  • penanaman dengan tanaman perkebunan
  • perluasan perkebunan di tanah terlantar

Peraturan Presiden No.59 tahun 2017 mengenai Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Program pembangunan desa yaitu Prukades (produk unggulan kawasan pedesaan, BUM Desa ( Badan Usaha Milik Desa), Embung Desa dan Raga Desa (Sarana Olahraga Desa)
Dalam "Action for Climate Empowerment" melibatkan masyarakat, pemuda dan perempuan.
Ada 6 hal penting yaitu :
  1. Kemitraan dengan pemerintah, pelaku bisnis, LSM, Universitas dan masyarakat
  2. Pengembangan kapasitas dengan pendidikan, pelatihan, peningkatan kesadaran/dialog, akses informasi dan pelibatan masyarakat.
  3. Instrumen pendukung dengan pendanaan, teknologi.
  4. Pelaporan kepada pemerintah daerah, nasional, internasional
  5. Aksi nyatanya dengan meningkatan ekonomi lokal, korservasi lingkungan, dukungan terhadap TPB
  6. Komunikasi dengan media massa dan media sosial.
Solusinya adalah :
  1. Budaya Seni Indonesia, kita punya kain tenun, kain batik dan celup ikat atau jumputan atau shibori. Masyarakat dilatih untuk mengayam, menenun, membatik dan mencelup kain, mengemas dengan baik juga menjual dengan harga yang ekonomis dan pantas.
  2. Menanam pohon untuk ekonomi kreatif, karena pohon adalah sumber serat, sumber pewarna alam, bahan kuliner, sumber furniture, dan sumber barang dekorasi.
  3. Bahan Kerajinan Tangan ada Rotan dan Lontar yang merupakan produk hasil hutan bukan kayu, bisa dijadikan tas, topi, dompet, tempat baju kotor, tempat tisue. Daun Nipah untuk kerajinan wadah makanan.
  4. Sumber pewarna alam, dulu skripsi S1 saya adalah tentang pewarna alam dari kulit buah ganitri bewarna biru. Nah di industri fashion sudah menggunakan pewarna alam untuk kain, daun jati pewarna merah untuk kainnya, juga daunnya dipakai bungkus makanan nasi jamblang. Ada kulit secang untuk pewarna kain merah coklat, dan dijadikan minuman wedang secang. Indigofera pewarna kain biru dan untuk pakan ternak.Akar Mengkudu pewarna kain merah. 
  5. Kelapa serbaguna dari akar hingga daunnya, ada gula kelapa, buah kelapa dimakan dan diminum, sabut kelapa dijadikan sabut pencuci piring seperti scotch brite dan kayu kelapa untuk bangunan atap rumah.
  6. Nipah, niranya sumber gula dan bioethanol.
  7. Sumber energi terbarukan dari kaliandra merah, ingat adik saya skirpsinya tentang biji dan buah jarak untuk biogass.
  8. Serat Alam Indonesia untuk Tekstil yaitu dari serat Eucaliptus, Serat daun nanas, serat bambu, dan serat pelepah pisang. Beberapa desaigner sudah mengaplikasikan dalam syal dan pakaian.
Javara dan Du'Anyam sudah berhasil ekspor produk hasil hutan bukan kayu, keren ya, semoga kedepannya makin banyak yang kaya gini.


Selain talkshow interaktif, juga ada mini exhibition dari Javara, Rakuji dan Cipta handy craft. Dan ada demo masak kuliner produk hutan. Yang difoto ayam panggang, dan ada sate maranggi juga Javara Gourmet.
Yuk mulai dari kita peduli akan kelestarian hutan, dengan menggunakan produk seperti baju, perabot rumah tangga berbahan alami, menggunakan bumbu masak dari rempah alami, konsumsi madu hutan agar sehat, nanam pohon yang bermanfaat di pekarangan rumah, kurangi sampah plastik saat belanja, makan di restoran dan sampah di rumah dipilah, mendaur ulang botol bekas sirop atau minuman jadi vas bunga misalnya, pakai pembalut kain, mandi pakai shower jangan di bak atau ember agar hemat air. Kalau semuanya melakukan akan mengurangi pemanasan global, termasuk mengurangi pemakaian AC dengan bikin rumah yang sirkulasi udaranya bagus dan lancar.  Menggunakan transportasi umum dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.




16 comments:

  1. Kalau bukan kita sapa lagi ya yang akan menjadi kelestarian alam ini

    ReplyDelete
  2. Setuju mbak..perubahan kecil yang kita mulai bisa berdampak besar nantinya, jadi kita harus rajin dan sabar untuk membuat perubahan yang lebih baik, aku juga di rumah bikin kompos sendiri dari sisa makanan dan sampah sayuran sehari-hari

    ReplyDelete
  3. Mbak... makin keren aja ngeblognya. Aktif juga. Salut dakuw... caraku ngurangin plastik sederhana mbk. Kalo belanja bw tas dr rumah. Terus plastik2 kukumpulin. Dijual buat daur ulang. Inspiratif bgt tulisan mbak vita. Suka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, makasih mbak wahyu, huum peran aksi nyata kita dalam keseharian membantu bumi ini agar terhindar pemanasan global, betul mbak wahyu semangat terus mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis :)

      Delete
  4. wow, lengkap infonya, ya, aku masih sebatas membawa tas belanja tapi kadang pake plastik juga hehehe, kurang konsisten

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak wuri, hayuk atuh konsisten agar anak cucu kita nanti bisa tetap menikmati manfaat hutan :)

      Delete
  5. Inspiratif mba..sy InsyaAllah mau nyoba dr hal sederhan, bawa tempat klw beli bubur anak :)

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah kalau begitu, iya dimulai dari diri kita dan keluarga kita, agar bumi ini tidak rusak, dan tidak banyak pemanasan global..

    ReplyDelete
  7. mba, kalo aku pake shower malah boros. Justru pake ember 1 ember aja udah bisa kalo mau, tapi ya tergantung mandinya gimana juga si

    ReplyDelete
    Replies
    1. Shower itu lebih hemat mbak uun karena airnya ngalur kecil, kalau ember kan pakai gayung heuheu lebih boros jika cuci tangan, mandi dan keramas heu..

      Delete
  8. Banyak yang bisa di lakukan dengan barang bekas sehingga memiliki nilai jual dan menjadi baru.

    Seperti baju buat keset, Mpo juga beli

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup